CIREBON, TEROPONGMEDIA.ID — Kabar memprihatikan terjadi di Kota Cirebon, Jawa Barat, di mana seorang bocah laki-laki usia SD berinisial ARP diduga mengalami depresi setelah handphone miliknya dijual oleh orang tua karena terdesak kebutuhan sehari-hari.
Video yang menunjukkan gejala depresi pada diri ARP pun kemudian viral dan membuat geger masyarakat Cirebon khususnya.
Narasi tulisan pada video yang diunggah akun undercover.id, disebutkan bahwa ARP sudah 10 bulan tidak bisa masuk sekolah akibat gejala depresi tersebut.
ARP tinggal di daerah Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Ia terkena gejala depresi karena handphone yang dijual tersebut merupakan miliknya yang dibeli dari hasil menabung.
Viralnya video itupun memancing perhatian orang nomor satu Kota Cireon, Agus Mulyadi sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon dengan mendatangi langsung rumah bocah itu pada Senin (13/5/2024).
Dalam kunjungannya, Pj Wali Kota disertai Staf Kementerian Sekretariat Negara RI, Puput Hariadi, Kapolres Cirebon Kota AKBP M Rano Hadiyanto, Lurah Pekiringan, serta kepala perangkat daerah.
Seperti yang diberitakan, ARP merupakan anak berusia 13 tahun yang diduga mengalami depresi. Hal tersebut dipicu karena handphone miliknya dari hasil menabung sendiri dijual orang tua karena terdesak kebutuhan ekonomi.
Dalam kesempatan itu, Pj Wali Kota bersama rombongan menyerahkan amanah dari Presiden RI, Joko Widodo kepada ARP.
“Kami melihat secara langsung kondisi ARP. Alhamdulillaah , ada amanah dari Bapak Presiden. Suatu kehormatan bagi kami tentunya atas dukungan yang diberikan, kami atas nama Pemda Kota Cirebon dan masyarakat sangat berterimakasih,” ujar Agus Mulyadi dalam keterangan resmi Pemkot Cirebon, dikutip Selasa (14/5).
BACA JUGA:Bunda Harus Tahu, Remaja Depresi Lebih Sensitif pada Kritik Orang Tua
Pj Wali Kota menyampaikan bahwa, Pemda Kota Cirebon juga sudah memberikan pendampingan kepada ARP, baik dari tingkat kelurahan hingga perangkat daerah terkait.
“Sebelumnya kami juga sudah memberikan pendampingan kepada ARP, lewat kelurahan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan,” ucapnya.
Pj Wali Kota menambahkan, dari sisi program pemerintah, keluarga ARP sudah terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Pemerintah Daerah Kota Cirebon terus berupaya mendata dan memperhatikan kondisi warga yang membutuhkan bantuan program pemerintah.
“Untuk saat ini yang terpenting adalah kondisi ARP, semoga semakin membaik, kita terus lakukan pendampingan juga dari rumah sakit,” katanya.
Pj Wali Kota berharap, kejadian yang dialami ARP tidak terulang kembali. Untuk itu, Pemda Kota Cirebon akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar tidak ada lagi kejadian serupa.
“Langkah selanjutnya kita perlu koordinasi dengan pihak terkait, dan semoga bantuan dari Bapak Presiden yang sudah diberikan ini minimal bisa untuk melanjutkan hidup terutama biaya pendidikan ARP,” harapnya.
Sementara itu, Staf Kementerian Sekretariat Negara RI, Puput Hariadi mengatakan, bantuan yang diberikan oleh Presiden RI berupaya biaya pendidikan dan peralatan sekolah.
“Semoga bantuan dari Bapak Presiden RI dapat bermanfaat dan digunakan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Puput berharap, dengan adanya bantuan tersebut, ARP dapat bersekolah kembali. Ia juga mengimbau agar penggunaan bantuan biaya pendidikan dipantau orang tua dan Dinas Pendidikan.
“Karena bantuan ini untuk pendidikan , jadi penggunaannya harus dipantau orang tua dan Dinas Pendidikan,” imbaunya.
(Aak)