BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara minta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung untuk mengevaluasi dan menginventarisir peralatan yang digunakan saat operasionalnya.
Hal tersebut berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Diskar PB kepada warga Kota Bandung. Koswara pun menilai, perlu ada upaya peningkatan peralatan yang lebih memadai.
“Kalau fasilitas di sini (Diskar PB) untuk melayani perkembangan kota kelihatannya perlu ditambah peralatannya. Seperti evakuasi, jangkauannya baru 30 meter. Sementara, untuk lebih baik itu belum ada. Walaupun tiap gedung itu sudah ada sistem kebakarannya, namun evaluasi perlu alat yang memadai,” kata Koswara, Senin (21/10/2024).
Selain itu, Koswara menegaskan, kebutuhan air untuk hydrant pun dibutuhkan. Sebab, hal tersebut membutuhkan peningkatan yang lebih baik. Pasalnya kebutuhan hydrant merupakan bagian layanan perkotaan.
“Layanan perkotaan itu harus betul disiapkan untuk segala situasi, mulai penyediaan, titik lokasi hinggaa debit air. Sama halnya seperti PDAM, untuk pelayanan darurat wajib tersedia dan harus tersedia selalu,” ucapnya
Oleh karena itu, pihaknya pun akan membuat perencanaan dengan mengoptimalkan sumber daya air yang ada.
“Misalnya sungai belum dipakai untuk suplai air bersih cukup, maka harus menyiapkan tempat untuk pengolahan air sungai untuk air bersih dipakai pemadam kebakaran,” ujarnya
Sedangkan, Kepala Diskar PB Kota Bandung, Gun Gun Sumaryana mengungkapkan, Pemkot Bandung terus berupaya inventarisasi titik hydrant yang ada.
“Kami terus berupaya inventarisasi titik mana saja yang bisa dimanfaatkan, diutamakan tempat vital seperti rumah sakit, pasar dan lain-lain. Saat ini ada 7 hydrant yang beroperasi,” katanya.
BACA JUGA: Dukung Investigasi Penyebab Kebakaran, Mal Ciputra Jakarta Tutup Sementara
Selain itu, Diskar PB juga memanfaatkan sumur resapan untuk kebutuhan air di saat darurat.
“Kami juga manfaatkan sumur resapan ketika terjadi kebakaran. DPRD Kota Bandung pun menyarankan 50 persen bisa dioptimalkan dari total 200 hydrant yang ada. Karena kebakaran itu insitedentil tapi jangan juga diabaikan. Kami sedang upaya inventarisasi hydrant, khususnya objek vital,” pungkasnya.
(Rizky Iman/Usk)