TikTok Shop Indonesia PHK Massal Karyawan, Efisiensi Belum Tuntas!

Penulis: distopia

PHK massal karyawan tiktok
Ilustrasi. (Freepik)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawan TikTok shop pada Juli 2025 mendatang dinilai sebagai indikasi belum tuntasnya proses efisiensi dan integrasi pasca kemitraan strategis antara TikTok dan Tokopedia.

Langkah tersebut memperlihatkan tekanan besar yang dihadapi perusahaan dalam upaya mempercepat profitabilitas di tengah ketatnya persaingan e-commerce nasional.

Ekonom digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzudin Al Farras Adha menyebut, keputusan PHK ini merupakan bagian dari strategi pengurangan beban biaya operasional, terutama di pos tenaga kerja.

Hal ini, menurutnya, dilakukan demi mencapai target keuntungan dalam waktu singkat setelah kolaborasi Tokopedia dan TikTok senilai US$1,5 miliar yang dimulai awal 2024.

“Efisiensi jadi alasan formal, tapi target utamanya adalah profit. Biaya tenaga kerja dianggap beban yang harus dikurangi,” kata Izzudin mengutip Bloomberg, Selasa (3/6/2025).

Menurut laporan Bloomberg, PHK kali ini akan menyisakan sekitar 2.500 karyawan dari total sebelumnya yang berjumlah lebih dari 5.000 orang. Ini berarti setidaknya separuh tenaga kerja akan terdampak dalam gelombang restrukturisasi terbaru.

Ketergantungan pada Sistem TikTok

Izzudin mengatakan, bahwa langkah PHK massal karyawan TikTok Shop ini juga mencerminkan kecenderungan TikTok untuk mengonsolidasikan operasional Tokopedia ke dalam sistem miliknya.

Bahkan, kata dia, justru bisa berdampak negatif terhadap layanan Tokopedia yang selama ini dikenal sebagai pemain lokal dengan ekosistem UMKM yang kuat.

“Alih-alih memperkuat sinergi, justru layanan Tokopedia akan berkurang karena semua diarahkan ke sistem milik TikTok,” ujarnya.

Ia juga menyinggung bahwa proses integrasi sejak 2024 tidak berjalan mulus. Banyak pelaku UMKM yang kesulitan beradaptasi dengan sistem baru, hingga melontarkan keluhan kepada Tokopedia. Ini menunjukkan bahwa sinergi teknologi antara dua entitas besar tidak serta merta menjamin keberhasilan operasional di lapangan.

Baca Juga:

HRD Sebut 90 Persen Job Fair Bekasi Ternyata Cuma Formalitas!

Duh, Ukuran Rumah Subsidi Akan Diperkecil?

PHK Massal TikTok Shop Sudah Pernah Terjadi di 2024

Bukan kali pertama, pada 2024 TikTok dan Tokopedia juga sudah memangkas 450 pekerja, atau setara 9 persen dari total tenaga kerja setelah merger mereka rampung pada Januari tahun itu. Artinya, gelombang PHK ini merupakan kelanjutan dari proses konsolidasi yang berlangsung secara bertahap.

ByteDance, induk perusahaan TikTok, diketahui tengah menjalankan strategi efisiensi secara global. Mereka memangkas fungsi-fungsi ganda dan memperketat jumlah staf operasional di berbagai lini bisnis sebagai respons atas perlambatan ekonomi global serta tekanan untuk mempercepat kinerja keuangan.

Persaingan Ketat di Industri E-commerce

Pasar e-commerce Indonesia tetap menjanjikan dari sisi jumlah konsumen, tetapi kompetisinya sangat ketat. TikTok Tokopedia menghadapi tekanan dari dua pesaing utama: Shopee milik Sea Ltd dan Lazada dari Alibaba Group. Keduanya telah lebih dulu menguasai ekosistem digital, logistik, dan pembayaran di Indonesia.

“Di tengah tekanan kompetitor, TikTok Tokopedia tak punya pilihan selain terus mengurangi beban agar tetap kompetitif,” ujar Izzudin.

Respons Perusahaan

Menanggapi kabar PHK, juru bicara TikTok menyampaikan bahwa perusahaan secara berkala melakukan evaluasi kebutuhan bisnis dan penyesuaian organisasi demi memperkuat struktur internal dan pelayanan kepada pelanggan.

“Kami melanjutkan investasi di Tokopedia dan Indonesia sebagai bagian dari strategi mendorong pertumbuhan dan inovasi yang berkelanjutan,” ujar juru bicara tersebut kepada Bloomberg News, Senin (2/6), tanpa merinci jumlah staf yang terdampak.

Dengan dua gelombang PHK besar dalam dua tahun berturut-turut, masa depan kolaborasi TikTok dan Tokopedia kini berada dalam sorotan. Efisiensi yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai, sementara tekanan dari pasar terus meningkat.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
f.elconfidencial
UFC 317: Ilia Topuria dan Charles Oliveira Berebut Tahta Ringan
Batik Kemang Bogor - Instagram Kabupaten Bogor
Karakteristik Dinamis dan Ekspresif Budaya Sunda pada Batik Kemang Bogor
OCPD
Hampir Mirip, Cek Perbedaan OCPD dan OCD!
Schermopname-371
Helm 'Orange Lion' Jadi Simbol Perlawanan Verstappen di Tengah Tekanan Musim Sulit
Pulau Enggano Terisolir
Pulau Enggano Terisolir, KKP Siapkan Kapal Orca Hingga Pesawat
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

SPMB SD di Bandung Diatur Ketat, Sekolah Pastikan Tidak Ada Biaya Tambahan

3

Ekonomi Global Penuh Tantangan, Ekonom: Tak Perlu Khawatir Nilai Tukar, Asal Pangan dan Energi Aman

4

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

5

Bandung Siap Luncurkan Angkot Pintar Berbasis Aplikasi, Penumpang Dijemput di Titik Terdekat!
Headline
jenderal Iran
Jenderal Iran Tampil di Publik Usai Dikabarkan Tewas Akibat Bom Israel
Ridwan Kamil Gugat Lisa Mariana
Gugat Balik Rp105 Miliar, Ridwan Kamil Tempuh Jalur Hukum Lawan Lisa Mariana
Bandara Husein Belum Tutup! Tetap Aktif Layani Penerbangan Reguler, Militer, dan Siap Sambut Rute Baru
Bandara Husein Belum Tutup! Tetap Aktif Layani Penerbangan Reguler, Militer, dan Siap Sambut Rute Baru
Bandung Siap Luncurkan Angkot Pintar Berbasis Aplikasi, Penumpang Dijemput di Titik Terdekat!
Bandung Siap Luncurkan Angkot Pintar Berbasis Aplikasi, Penumpang Dijemput di Titik Terdekat!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.