Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Pemerintah Terus Rumuskan APBN

Penulis: Vini

ekonomi global melambat
Tangkapan Layar (Instagram@smindrawati)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari sebelumnya di tahun 2022 yang mencapai tiga persen, dan pada tahun 2023 hanya 2,5 persen sementara tahun 2024 diprediksi kembali melemah jadi 2,4 persen.

Situasi ini menunjukan pada tahun 2024 lebih lemah dari 2023. Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pemerintah menempatkan perhatian khusus pada pengendalian inflasi, terutama terkait fluktuasi harga pangan yang cenderung tidak stabil, sebagai langkah untuk melindungi daya beli masyarakat.

BACA JUGA: Tak Cukup dari APBN Saja, Pemerintah Harus Libatkan Investor Percepat Pembangunan IKN

“Kami terus memfokuskan karena pangan bergejolak, selain berkontribusi signifikan terhadap inflasi inti, juga langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Jadi, kami akan terus merumuskan langkah APBN sebagai shock absorber dalam rangka menjaga daya beli masyarakat, terutama pada saat momentum perekonomian global melemah, kita harus melindungi dari sisi domestik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Sementara itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menggunakan bantuan sosial (bansos) sebagai salah satu alat kebijakan. Pada tahun 2023, alokasi anggaran untuk bansos mencapai Rp476 triliun, kemudian pada tahun 2024 meningkat menjadi Rp496 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan anggaran bansos sejumlah Rp20 triliun telah disepakati setelah melalui pembahasan bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan telah diresmikan menjadi bagian dari Undang-Undang (UU) APBN.

Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk sejumlah program, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar 9,9 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan Kartu Sembako yang ditujukan kepada 18,7 juta KPM.

Namun demikian, Sri Mulyani menekankan bahwa intervensi APBN dalam mengatur harga pangan yang bergejolak tidak terbatas pada program bantuan sosial.

Intervensi juga dilakukan melalui alokasi anggaran untuk ketahanan pangan, yang mencapai Rp104,2 triliun pada tahun 2023 dan meningkat menjadi Rp114,3 triliun pada tahun ini.

BACA JUGA: APBN Jebol, Hingga 2024 Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp75,4 T

“Jadi, pengendalian harga pangan bergejolak itu tidak hanya bantuan pangan, banyak sekali dalam APBN,” kata Menteri Keuangan, melansir Antara.

Diketahui dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan hasil produksi, mengembangkan pusat-pusat produksi, memperkuat cadangan pangan nasional dan membangun infrastruktur pertanian.

(Vini/Masnur)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tompi
Viral! Dokter Tompi Disorot Usai Samakan Oplas dengan Behel Gigi
Rachel Vennya
Rachel Vennya & Niko Al Hakim Tetap Kompak Demi Anak
Anime
6 Rekomendasi Anime Terbaik Bstation untuk Musim Panas 2025
Daihatsu gran max
Daihatsu Gran Max Terbaru di Jepang Punya ADAS, Jadi Paling Canggih di Dunia?
Ekspor Indonesia
Kinerja Ekspor Indonesia Membaik, Didorong Sektor Non Migas
Berita Lainnya

1

Akoba Manevent Hadirkan Lokavidya "DigiTradisi: Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital"

2

Cara Menghitung Skor Nilai Tes Terstandar SPMB Jabar 2025

3

Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang

4

Kota Kreatif yang Tersandung Sampah

5

BREAKING NEWS! Striker Liverpool Diogo Jota Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Mobil di Spanyol
Headline
Peterpan
Peterpan Comeback, tapi di Mana Ariel dan Uki?
Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang
Gegara Tikus Kencing Sembarangan, Awas Nyawa Melayang
Diogo Jota
BREAKING NEWS! Striker Liverpool Diogo Jota Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Mobil di Spanyol
kebun binatang bandung tutup
Kebun Binatang Bandung Tutup Gegara Konflik Manajemen, 7 Satwa Mati

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.