BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2024-2029, serta Pilkada, topik politik kembali memanas.
Di tengah hiruk pikuk dunia politik, pernyataan Indro Warkop tentang politik kembali viral di media sosial.
Dalam bincang-bincangnya dengan Kemal Palevi pada April 2024, Indro Warkop awalnya membahas soal pentingnya toleransi di tengah perbedaan pilihan Capres-Cawapres.
Ia kemudian menyinggung keharmonisan grup Warkop, yang tetap solid meski pernah mengalami masa sulit.
Indro mengungkapkan bahwa almarhum Dono dan Kasino, meski sempat tak saling sapa selama tiga tahun, tidak pernah terpikir untuk berpisah sebagai grup Warkop.
Indro juga mengingatkan bahwa almarhum Dono, seorang dosen, dan Kasino, seorang aktivis, memiliki latar belakang yang mumpuni untuk terjun ke dunia politik. Namun, keduanya memilih untuk tidak terlibat dalam politik.
“Karena politik di Indonesia bukan hati nurani. Tidak mewakili bangsa, tidak mewakili rakyat. Mereka mewakili diri sendiri,” ungkap Indro dalam podcast tersebut.
Politik dulu lebih Idealis
Indro menambahkan bahwa politik di masa lalu lebih idealis, dengan partai-partai yang memiliki ideologi kuat.
“Zaman dulu ada ideologi. Mohon maaf, PNI, ideologinya Marhaenisme. Banyak, partai Islam aja ada berapa. Ideologinya macam-macam,” jelasnya.
Namun, menurut Indro, politik saat ini lebih didominasi oleh uang.
“Karena duit. Bukan karena Tuhan, apalagi karena ideologi, tidak. Nggak ada itu,” tegasnya.
Pernyataan Indro ini kembali viral dan menuai beragam reaksi dari warganet. Sebagian netizen menuding Indro sebagai “pengkhianat” karena sebelumnya mendukung Presiden Jokowi.
BACA JUGA : Gala Premiere Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet, Indro Warkop Nostalgia
Indro juga sempat membela Presiden Jokowi saat dikritik oleh Rocky Gerung. Ia membandingkan era Presiden Jokowi dengan era Presiden Soeharto, dan menilai bahwa kritik di era Soeharto lebih mudah dibungkam.
“Dan itu baru terjadi sekarang ya. Betapa Rocky Gerung itu siapa? Tapi dia bisa ngomong seenak jidat,” kata Indro.
“Jaman pak Harto, dua hari, dua hari dia ngomong saya berani taruhan kuping saya hilang, dua hari selesai,” imbuhnya.
Pernyataan Indro Warkop ini kembali memicu perdebatan di tengah masyarakat, terutama menjelang Pilpres dan Pilkada 2024.
(Hafidah Rismayanti/Budis)