BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kenaikan Harga telur ayam disebabkan oleh tingginya permintaan selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta libur sekolah dan perkuliahan, hal tersebut diungkapkan Oleh Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP), Edy Priyono menjelaskan.
“Nah oleh karena itu kami kemudian berinisiatif untuk coba bicara dengan teman-teman peternak di lapangan. Ternyata memang sisi demand yang paling berpengaruh,” ucapnya dalam keterangannya dikutip Teropongmedia, Kamis (9/1/2025).
Awalnya Edy mengira kenaikan disebabkan oleh faktor lain seperti harga jagung pakan ternak. Meskipun harga jagung sedikit lebih tinggi dari harga acuan, perbedaan harga tersebut ternyata tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi harga telur.
BACA JUGA: Harga Pangan Hari Terakhir 2024, Sejumlah Komoditas Utama Alami Penurunan
Lalu Edy berkomunikasi dengan para peternak layer. Hasilnya, didapat fakta bahwa lonjakan permintaan pada periode tersebut merupakan siklus tahunan yang sudah biasa terjadi di kalangan peternak ayam petelur.
Karena itu, ia menilai, tidak perlu intervensi yang drastis dari pemerintah untuk menanggulangi kenaikan harga telur ayam. Adapun harga telur ayam lebih tinggi dari Harga Acuan Penjualan (HAP) Rp30 ribu, harga pasar saat ini mencapai Rp32.800 per kilogram.
(Usk)