BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kanker rahim merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang leher rahim perempuan, kini semakin sering ditemukan pada usia muda. Penyakit ini memiliki tanda adanya benjolan yang menonjol ke arah vagina dan memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi dibandingkan jenis kanker lainnya.
Berdasarkan data World Health Organisation (WHO) pada tahun 2020, kanker rahim berada di peringkat keempat sebagai jenis kanker terbanyak di dunia. Sebanyak 604.127 wanita, atau sekitar 6,5% dari populasi perempuan usia 14 hingga 44 tahun, tercatat mengidap penyakit ini.
Di Indonesia, menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, terdapat 408.661 kasus baru kanker rahim pada tahun 2022, dengan angka kematian mencapai 242.988 jiwa. Bahkan, The International Agency for Research on Cancer (IARC) memprediksi peningkatan kasus hingga 77% pada tahun 2050.
Penyebab Utama Kanker Rahim pada Usia Muda
Meningkatnya kasus kanker rahim tak lepas dari berbagai faktor risiko. Menyadur buku Panduan Lengkap Kanker Serviks karya Iskandar Junaidi dan Friska Melissa, berikut faktor-faktor penyebab yang perlu diwaspadai:
1. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Virus HPV merupakan penyebab utama kanker serviks, dengan persentase mencapai 80%. Dari lebih dari 100 jenis virus ini, 23 di antaranya berpotensi menyebabkan penyakit serius, terutama tipe 16 dan 18 yang sangat agresif. Penularan virus ini dapat terjadi melalui:
– Kontak langsung antar organ genital.
– Kontak oral ke genital.
– Pemakaian barang pribadi secara bersamaan.
– Sentuhan kulit di area yang terinfeksi.
2. Aktivitas Seksual pada Usia Dini
Risiko kanker rahim meningkat pada perempuan yang aktif secara seksual di usia dini atau sering berganti pasangan. Aktivitas seksual sebelum usia 16 tahun bahkan berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang memulai hubungan seksual di atas usia 20 tahun. Kelompok usia 35-55 tahun juga menjadi rentan terhadap penyakit ini.
3. Ketidakseimbangan Hormonal
Gangguan hormon, terutama kelebihan estrogen, dapat memicu pertumbuhan sel abnormal yang menjadi penyebab kanker. Siklus menstruasi yang tidak normal, darah haid yang berlebihan, atau keputihan yang sering muncul sebelum dan sesudah haid, merupakan tanda-tanda yang perlu diperhatikan.
4. Faktor Genetik
Riwayat keluarga dengan kanker rahim meningkatkan risiko serupa pada anggota keluarga lainnya. Pemeriksaan dini dan vaksinasi menjadi langkah penting untuk mencegah risiko ini.
5. Kebersihan Organ Intim yang Buruk
Gaya hidup yang tidak higienis, seperti penggunaan air kotor untuk membasuh area vagina, pembalut berbahan kimia berbahaya, atau cairan pembersih dengan kandungan yang tidak aman, dapat mempermudah infeksi virus HPV.
6. Stres dan Faktor Psikologis
Stres berat dapat memicu tubuh memproduksi hormon seperti adrenalin dan kortisol secara berlebihan. Kondisi ini membuat sel tubuh menjadi hiperaktif dan berpotensi berubah menjadi sel kanker. Dalam jangka panjang, stres kronis juga mengganggu fungsi normal sel tubuh.
BACA JUGA: 5 Makanan Ini Bantu Cegah Kanker Usus Besar Gen Z
Melihat tingginya angka kasus dan risiko yang ditimbulkan, pencegahan melalui edukasi, vaksinasi HPV, pemeriksaan kesehatan rutin, serta pola hidup sehat menjadi langkah utama. Dengan kesadaran yang lebih luas, harapannya kasus kanker rahim pada perempuan usia muda dapat ditekan secara signifikan.
(Virdiya/Usk)