Penipuan Berbasis Deepfake Bikin Resah Dunia Bisnis, Kominfo Sarankan Hal Ini

Penulis: Budi

Penipuan Deepfake
Ilustrasi - (NgePOP)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Penipuan berbasis Deepfake semakin membuat dunia resah, termasuk dunia bisnis di Indonesia. Deepfake menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan teknik pemrosesan citra untuk menciptakan gambar dan video yang tampak autentik, namun sebenarnya palsu. Fenomena ini memunculkan berbagai dampak negatif, terutama dalam konteks bisnis.

Deepfake merupakan teknologi manipulasi yang mampu menciptakan video palsu dengan menempelkan wajah seseorang ke dalam video lain. Teknologi ini dapat digunakan untuk membuat video yang tampak seperti orang asli sedang melakukan atau mengucapkan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

Penipuan berbasis Deepfake mengancam integritas informasi, terutama dalam konteks bisnis. Video palsu yang menampilkan CEO atau tokoh penting perusahaan dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, yang dapat merugikan reputasi dan kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Selain itu, Deepfake juga dapat digunakan untuk tujuan penipuan keuangan. Video palsu yang menampilkan orang yang berpura-pura menjadi karyawan perusahaan atau pihak terkait dapat digunakan untuk meminta transfer dana atau informasi sensitif lainnya.

Deepfake juga memiliki potensi untuk memanipulasi pasar. Video palsu yang menggambarkan produk atau layanan perusahaan secara negatif atau positif dapat mempengaruhi persepsi konsumen dan mengganggu stabilitas pasar.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan peringatan kepada masyarakat tentang pentingnya pemahaman terhadap teknologi Deepfake agar tidak menjadi korban. Pendidikan dan kesadaran tentang risiko yang terkait dengan Deepfake merupakan langkah preventif penting dalam melindungi bisnis dari penipuan berbasis Deepfake.

Selain itu, pengembangan teknologi yang mampu mendeteksi dan mencegah Deepfake juga diperlukan. Penggunaan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi video palsu dan teknologi blockchain untuk memverifikasi keaslian informasi dapat menjadi solusi dalam mengatasi ancaman Deepfake.

Diperlukan pula kebijakan dan regulasi yang ketat untuk mengatur penggunaan teknologi Deepfake. Langkah-langkah hukum yang tegas dapat menjadi penangkal bagi para pelaku penipuan berbasis Deepfake dan menjaga integritas informasi dalam dunia bisnis.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan, bahwa deepfake merupakan peniruan manusia yang dimodifikasi yang menyebabkan orang sulit untuk mengetahui apakah video tersebut benar-benar dihasilkan seseorang atau hanya AI.

“Dampak dari deepfake ini sangat luas, banyak terjadi kasus-kasus penipuan yang menggunakannya, salah satu contoh penipuan deepfake dalam bisnis adalah penggunaan deepfake untuk meniru karyawan atau jajaran eksekutif perusahaan untuk menipu karyawan lain agar menuruti perintah dari pelaku,” ungkap Semuel dalam acara ‘Peluncuran whitepaper VIDA Deepfake Shield’, dikutip Minggu (28/4/2024).

BACA JUGA: Hindari Manipulatif ‘deepfake’, Pengamat: Pers Wajib Verifikasi Berita

Kendati belum ada kasus penipuan yang melibatkan teknologi deepfake di sektor bisnis Indonesia, tindakan penipuan berbasis kecerdasan buatan ini telah terjadi di negara lain. Karenanya, ia menyarankan agar masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia bersiap menghadapi segala bentuk penipuan yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.

“Dalam mengidentifikasi potensi penipuan ini, kita harus meneliti dengan detail suara dan video dengan seksama. Jika ada ketidaksesuaian, kita perlu waspada,” katanya.

Semual mengambil contoh dampak dari penipuan deepfake yang terjadi di Hong Kong. Deepfake berhasil menipu seorang pekerja sehingga ia kehilangan USD 25 juta atau sekitar Rp392 miliar.

Semuel mewanti-wanti kepada masyarakat untuk selalu waspada,  terutama kesadaran  dalam mengevaluasi audio dan video. Jika terasa mencurigakan atau ketidakkonsisten lebih baik mengambil langkah aman.

“Intonasi harus kita pahami, kalau tidak kita mudah tertipu. Dari video, kita bisa pelajari dulu, jangan-jangan badannya juga jadi berubah,” tukasnya.

 

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Screenshot_20250626_235541_WhatsApp
Resmi Digelar, Festival Permainan Rakyat Jawa Barat Berlangsung Meriah
Fetty Anggrainidini
Fetty Anggrainidini: Tata Kelola Anggaran Daerah Harus Transparan dan Berpihak pada Kepentingan Publik
Pajak Toko Online
Pemerintah Susun Aturan Baru, Toko Online di Shopee hingga Tokopedia akan Kena Pajak
Ketua RT melakukan pencabulan
Ngeri! Ketua RT di Tasikmalaya Cabuli Anak di Bawah Umur
mitsubishi xpander ultimate 2025
Mitsubishi Xpander Ultimate 2025 Meluncur, Adopsi Fitur Keselamatan Baru!
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan

4

Erwin Gaungkan Perang terhadap Bank Emok: UMKM Harus Naik Kelas, Bukan Terjerat Utang!

5

Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Headline
Manchester City
Link Live Streaming Juventus vs Manchester City Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Real Madrid
Link Live Streaming RB Salzburg vs Real Madrid Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.