BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mulai mencatat kemajuan dalam pengurangan volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.
Kepala DLH Kota Bandung, Darto, mengungkapkan saat ini sekitar 22,2 persen dari total 1.500 ton sampah per hari sudah berhasil terkelola secara mandiri.
“Pengurangan sampah ke TPA baru sekitar 20 ton per hari, jadi totalnya masih di bawah 100 ton. Tapi ini langkah awal yang penting,” kata Darto, Sabtu (26/7/2025).
Baca Juga:
DLH Kota Bandung Klaim Produksi Sampah Tahun Baru Turun Dibanding Tahun Sebelumnya
Kendati demikian, sekitar 53 persen sampah Kota Bandung masih harus dibuang ke TPA, dan 24,4 persen sisanya belum terkelola sama sekali.
Salah satu pendekatan yang mulai diuji adalah sistem thermal (pembakaran bersuhu tinggi), sebagai solusi bagi sampah anorganik yang tidak bisa diolah secara biologis.
“Pembakaran ini harus memenuhi standar lingkungan, termasuk suhu minimal 800 derajat Celsius,” ucapnya.
Pihaknya juga akan memasang sensor emisi untuk memantau tingkat polusi udara. Jika terdeteksi tujuh jenis polutan melebihi ambang batas, sistem akan dihentikan otomatis.
“Ini penting agar teknologi pemusnahan sampah tidak menambah masalah baru di udara kita,” ujarnya.
Selain itu, Pasar-pasar tradisional juga menjadi perhatian dalam program pengolahan sampah. Dari 37 pasar di Kota Bandung, baru dua yang mandiri, dan satu pasar yang bisa mengolah sampah dengan baik secara berkelanjutan.
“Sisanya masih proses. Kita lihat apakah pengelola yang sudah kami bantu kemarin bisa menjalankan sistemnya dengan baik atau perlu intervensi lebih lanjut,” katanya.
Baca Juga:
Darto pun menambahkan, pasar yang dikelola secara swasta memiliki kewajiban mengelola sampahnya sendiri. Jika tidak dilakukan, DLH akan mengambil alih pengelolaannya.
Penggunaan biodigester untuk mengolah sampah organik juga tengah dikaji. Namun, hingga kini pihaknya belum mengidentifikasi pasar-pasar lain yang siap menerima teknologi ini.
“Khususnya pasar-pasar swasta masih kami petakan. Kalau nanti mereka tidak sanggup kelola, biodigester akan jadi opsi utama karena kapasitasnya lumayan besar,” pungkasnya.
DLH berkomitmen menekan timbulan sampah harian yang masuk ke TPA, sekaligus membangun sistem pengelolaan berkelanjutan berbasis teknologi ramah lingkungan dan keterlibatan aktif kawasan. (Kyy/_Usk)