JAKARTA,TM.ID: Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto menilai, bila rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dengan partai Golkar adalah benar maka langkah taktis itu sangat menguntungkan untuk masa depan partai tersebut.
“Pasalnya Presiden Jokowi memiliki pendukung yang sangat militan dan kenal sebagai figur politik berpengaruh. Apalagi kultur politik tanah air menjadikan sosok figur menjadi aspek utama bagi kemajuan partai politik,” kata Bambang dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).
BACA JUGA: Titiek Soeharto Foto Bareng Iriana Jokowi, Gelang Giok Jadi Sorotan
Dengan demikian, bila Presiden Jokowi bergabung dengan Golkar ada beberapa manfaat yang bisa diraih oleh Golkar. Pertama, elektabilitas partai Golkar bisa terdongkrak dengan signifikan, terutama untuk memenangi berbagai kontestasi Pilkada serentak november 2024 mendatang.
Bambang menjelaskan bahwa figur Presiden Jokowi bisa memberikan magnet tersendiri bagi para kandidat politik yang akan bertarung di Pilkada 2024. Dengan kata lain, kehadiran Jokowi bisa membuat kepala daerah yang diusung Golkar akan dapat memenangi kontestasi Pilkada serentak 2024.
Bambang menyebutkan, Golkar akan banyak diuntungkan bila Presiden Jokowi kemudian bisa menduduki jabatan strategi di Golkar, karena bisa membuat partai ini memiliki kesempatan yang besar untuk mengisi posisi Menteri dalam Pemerintahan Prabowo – Gibran.
Menurut dia, kehadiran Jokowi di partai Golkar akan menarik pendukung setia Jokowi untuk menjadi simpatisan Golkar yang artinya akan memperkuat party id di Indonesia.
Seperti diketahui dalam Pemilu 2024, party id di Indonesia cukup rendah sehingga kehadiran figur berpengaruh seperti Presiden Jokowi dalam partai politik, dapat memperkuat hal itu terutama bagi Golkar.
BACA JUGAL Golkar Berjaya di Bandung Barat, Edi Rusyandi Berpeluang Maju Pilkada
“Bila semua indikator ini dapat berjalan dengan baik, bisa dipastikan pada kontestasi Pemilu 2029 mendatang, Golkar akan menjadi pemenang sekaligus partai politik terbesar di Indonesia,” jelas Bambang Arianto.
Laporan wartawan Jakarta : Agus Irawan / Masnur