Sri Mulyani Akui Banyak Negara Terjebak Lingkaran Utang

Penulis: Masnur

Telatnya Gaji Guru bansos jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (setkab)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

JAKARTA.TM.ID : Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim bahwa dirinya bukanlah menteri keuangan yang doyan dengan utang, sebagaimana yang selama ini disematkan masyarakat terhadapnya. Bahkan dirinya membeberkan bukti-bukti terkait hal itu.

Sri Mulyani mengatakan salah satunya adalah kemampuan dia menjaga defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), yang tidak terus menerus tinggi di atas tiga persen dari produk domestik bruto (PDB) setelah masa Pandemi Covid-19. Serta tingkat utang yang tidak lebih dari 60 persen PDB, sebagaimana diatur dalam UU Keuangan Negara.

Sri Mulyani menyebutkan, kebijakan tersebut sebenarnya mendapat tanda tanya dari berbagai agensi pemeringkat utang global. karena hanya membolehkan desifit APBN di atas tiga persen selama tiga tahun dari 2020 hingga 2023, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2020.

Dia menjelaskan bahwa pada saat itu masih dalam Pandemi Covid-19 ketika ekonomi negara berhenti dan kebutuhan pembiayaan besar, untuk mengakomodir belanja negara dan menjaga daya beli masyarakat melalui berbagai instrumen jaring pengaman sosial.

“Banyak rating agency yang menanyakan ke saya, ‘Sri Mulyani how do you know that the pandemi is going to over with in 3 years, saya  mengatakan do you know? no don’t well the with me , i also don’t know,’” ucap Sri Mulyani  di Universitas Diponegoro dan Universitas Sebelas Maret, Jawa Tengah, Senin (23/10/2023).

BACA JUGA: Sri Mulyani Beberkan Aturan Penindakan Barang Tindakan Teroris dan Kejahatan Lintas Negara

“So why you desain the budget is only allowing to deficit  above  3 percent of GDP only for 3 year?” kata Sri Mulyani.

Dia memberikan penjelasan mengapa memberikan jangka waktu defisit APBN  harus kembali di bawah 3 persen dalam tiga tahun setelah munculnya Pandemi Covid-19 dan pada saat berbagai negara defisit APBN nya masih terus tinggi diiringi dengan tingkat utang yang tinggi.

Menurut dia, salah satunya adalah karena kekhwatirannya terhadap risiko negatif defisit berjangka panjang yang dapat membuat negara terlena untuk terus berutang dan pada ahirnya kesulitan untuk memulihkan defisit APBN nya karena beban bunga utangnya yang juga berpotensi terus tinggi menekan ruang fiskal.

“Saya mengatakan pengalaman banyak negara, many coutries experience once kamu buka deficit-nya, allowing tidak ada batasnya, itu terjadi addict, enak defisit tersebut, walaupun kalian suka maki- maki, enggak suka utang, tapi negara itu senang sekali, karena itu the easiest way,” terang Sri Mulyani.

Menurutnya kondisi tersebut sudah membuat banyak negara Amerika Latin pulih dari beban utang sejak periode 1980-1990, sampai kini menghadapi kondisi krisis utang. Permasalah krisis utang pun kini merambah ke negara Afrika hingga 60 negara berpendapatan menengah lainnya.

“Dan banyak middle income sekarang 60 negara dalam kondisi vulnerable utangnya. Saya mengatakan, we are going tor just giving three years to give the sense of this discipline, we have to return back kepada apa yang disebut disiplin fiskal,” bebernya.

BACA JUGA: Utang Indonesia Diklaim Sama Bank Indonesia Katanya Turun Jadi 1 Miliar Dolas AS

Lebih lanjut dia mengungkapkan, patokan defisit yang tidak lebih dari 3 dan rasio utang maksimal 60 persen dari PDB ini, diadopsi dari Maastricht Agreement di Uni Eropa yang terbukti mampu menjaga ekonomi negara -negara anggotanya tidak tertekan krisis utang dengan ukuran-ukuran tersebut.

“Mereka sudah lebih dari 60 persen, mereka defisitnya di atas 3 persen jadi negara -negara itu yang tadinya disiplin sekarang sudah tidak. Jadinya ekonomi dan keuangan negaranya saat dalam situasi yang tidak baik,” kata dia.

Diketahui sebelumnya pada 2022 tatkala deifist APBN menyentuh level 6,1 persen, tingkat arsio utang Indonesia terhadap PDB sudah sempat tembus ke level 41 persen. Tetapi saa ini dengan defisit APBN per 31 Agustus 2023 di level PDB, rasio utang terhadap PDB menjadi tersisa 37,84 atau senilai Rp7.870,35 triliun.

Laporan wartawan Jakarta : Agus Irawan

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Fetty Anggrainidini
Perlindungan Anak di Jabar, Fetty Anggrainidini: Tanggung Jawab Kita Semua
Bocah tercebur di sumur
Bocah 3 Tahun di Sukabumi Ditemukan Tewas di Dalam Sumur
Kasus perempuan tewas tanpa busana
Jasad Perempuan Tanpa Busana di Cianjur, Pelaku Pembunuhan Diringkus di Bekasi
hyundai kona hybrid
Hyundai Rilis Kona Hybrid, Baru Ada di Tetangga Indonesia
Slank
Soal Urusan Royalti, Slank: Kalau Kita Naruh di WAMI
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja

3

Video Polri Pahlawan Masa Kini Dirujak Warganet, Dianggap Tak Sesuai Realita

4

Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini

5

Christin Bersama Ratusan Kader Bekasi Peringati Bulan Bung Karno
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.