BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Penelitian terbaru mengungkap adanya celah pada teknologi 5G yang dapat dimanfaatkan oleh hacker untuk mengintai pengguna ponsel.
Celah ini terletak pada baseband, bagian penting dari prosesor komunikasi yang memungkinkan perangkat bergerak terhubung ke jaringan seluler.
Ancaman ini tidak hanya mengancam privasi pengguna tetapi juga dapat berdampak pada keamanan data pribadi dan komunikasi.
Baseband adalah perangkat keras ponsel yang menangani komunikasi radio antara ponsel dan menara seluler, memproses sinyal digital, dan menerjemahkannya menjadi sinyal radio yang dapat dikirim dan diterima oleh jaringan seluler.
Dalam konteks 5G, baseband memegang peranan penting karena menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi dan latensi yang lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya.
Namun, baseband juga menjadi titik lemah yang sering diabaikan dalam keamanan ponsel. Celah keamanan pada baseband dapat dimanfaatkan untuk mengakses data sensitif tanpa sepengetahuan pengguna.
Penelitian terbaru dari Universitas Pennsylvania yang dipresentasikan pada konferensi keamanan siber Black Hat di Las Vegas menunjukkan beberapa kerentanan pada baseband 5G.
Tim peneliti, yang terdiri dari Kai Tu, Yilu Dong, Abdullah Al Ishtiaq, Syed Md Mukit Rashid, Weixuan Wang, Tianwei Wu, dan Syed Rafiul Hussain, mengembangkan alat analisis khusus bernama 5GBaseChecker.
Alat ini mengungkap kerentanan baseband pada perangkat Samsung, MediaTek, dan Qualcomm, yang digunakan dalam ponsel Google, OPPO, OnePlus, Motorola, dan Samsung.
Salah satu kerentanan yang ditemukan memungkinkan serangan jarak jauh terhadap perangkat yang terhubung ke jaringan 5G.
BACA JUGA: Kominfo Gandeng Jepang Kembangkan Jaringan 5G Open RAN di Indonesia
Hacker dapat mengganggu komunikasi, melacak lokasi, dan mengakses data pribadi seperti pesan teks dan panggilan telepon.
Serangan dapat dilakukan tanpa disadari oleh pengguna, dan hacker dapat menginfeksi baseband dengan malware yang sulit dideteksi.
Kerentanan ini juga dapat digunakan untuk mengganggu layanan jaringan seluler, memanipulasi komunikasi antara perangkat dan menara seluler, yang dapat menyebabkan gangguan jaringan dan menurunkan kualitas layanan.
Dilansir dari TechCrunch, sebagian besar vendor yang dihubungi telah memperbaiki kerentanan tersebut, dengan 12 kerentanan di baseband 5G yang berbeda telah ditambal.
Produsen seperti Samsung dan Google mengumumkan usaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut, sementara MediaTek dan Qualcomm belum memberikan komentar.
Dengan adopsi 5G yang semakin meluas, penting bagi pengguna dan penyedia layanan untuk menyadari potensi ancaman ini.
Keamanan siber harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan dan implementasi teknologi baru seperti 5G, dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk meminimalkan risiko sehingga pengguna dapat menikmati manfaat 5G dengan lebih aman.
(Budis)