Pemkot Bandung Bangun TPST Terpadu di 3 Titik, Sudah Diperhitungkan Matang

Penulis: Rizky

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna. (Foto: Rizky Iman/Teropongmedia.id)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di tahun 2023 membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dengan nilai ekonomis.

Menurut Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna, Pmekot Bandung akan mendorong TPST Tegalega, Astana Anyar, dan Cicabe meski pembangunan TPST di Cicabe mendapat penolakan.

“Kita mengharapkan Pak Lurah dan Pak Camat setempat untuk terus melakukan komunikasi termasuk juga dengan DLH,” ucap Ema Sumarna, Selasa (22/8/2023).

Pemkot Bandung meminta DLH menjelaskan secara komprehensif tentang TPST di titik Cicabe.

BACA JUGA: MPP Bukti Nyata Pemkot Bandung Hadirkan Pelayanan Prima Bagi Warga

“Mungkin masih ada kurang pemahaman secara komprehensif makannya kita minta DLH untuk menjelaskan itu. Mungkin bayangan mereka itu seperti TPA di Sarimukti, tapi tidak seperti itu karena ada pengolahan disana,” jelasnya.

Warga mengeluhkan TPST di Cicabe, yang berada di atas lahan lereng atau lahan yang miring. Warga setempat khawatir kalau pembangunan dilakukan, akan menyebabkan longsor.

“Rasanya konyol kalau pemerintah sembarangan membangun, pasti itu dipikirkan tentang kontur tanahnya, kemudian struktur yang harus dibuat kalau sembarangan saya juga tidak akan mengizinkannya,” kata Ema menegaskan.

Menurut Ema, Pemkot Bandung akan bergeser kesebelah timur terkait dengan pembuatan TPST Cicabe berdasarkan keluhan warga.

“Rasanya bukan disana, kita bergeser agak kesebelah timur kalau bayangan saya, kalau tidak salah tempat yang dulu pernah dipakai ajang adu domba,” kata dia.

BACA JUGA: Pemkot Bandung Manfaatkan Musim Kemarau untuk Pembersihan Sungai

Ema menyatakan jika pembangunan tidak akan berhimpitan dengan pemukiman warga.

“Kalau di pindah memangnya Bandung itu kayak dengan lahan, itu kan persoalannya kalau kita sembarangan. kita sudah ada tempat tersendiri yang jauh dari mana pun pasti itu jadi pilihan. Tapi menurut saya disana tidak berdempetan dengan lingkungan penduduk, hanya ada perkampungan atau komplek yang terlewati,” beber Ema

“Lahan kita terbatas jangan sampai terjadi kita menggunakan lahan yang bukan milik kita, kalau saya lihat itu yang ada di atasnya dari tingkat kepadatan tanah itu jauh lebih stabil dibandingkan dengan yang sebelah kiri. Kalau yang sebelah kiri juga saya tidak mungkin mendirikannya disitu, karena disitu ada lereng,” lanjutnya menambahkan.

(Rizky Iman/Masnur)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Perubahan-logo-Google-yang-lama-vs-logo-baru-554695605
Google Ganti Ikon ‘G’ Setelah 10 Tahun, Strategi Branding Baru di Era AI?
oppo-enco-clip-4
OPPO Rilis Enco Clip, TWS Open-Ear Stylish dengan Baterai Tahan 42 Jam
Tradisi Apitan
Jelang Idul Adha Warga Jawa Tengah Lakukan Tradisi Apitan
Kopdes Merah Putih
CEK FAKTA: Link Lowongan Kerja Koperasi Desa Merah Putih
Bawa Alat Karaoke ke Rumah Sakit
Viral! Keluarga Pasien Bawa Alat Karaoke ke Rumah Sakit Bikin Warganet Gaduh
Berita Lainnya

1

Ini Syarat dan Cara Daftarkan Anak ke Barak Militer

2

Kunci Jawaban Perbedaan Gambar di Event Naruto x MLBB

3

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

4

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

5

Kata-kata Broadcast Promosi Hewan Kurban, Paling Efektif!
Headline
Gapura Panca Waluya
Dedi Mulyadi Santai Tanggapi Walk Out PDIP di Sidang Paripurna
Manchester City
Link Live Streaming Crystal Palace vs Manchester City Final FA Cup 2024/25 Selain Yalla Shoot
Mobile Legends
Mobile Legends Resmi Masuk Ekstrakurikuler Sekolah di Surabaya
UMKM Kuliner di Era Digital: Warung Sate Solo Pak Komar
UMKM Kuliner di Era Digital: Warung Sate Solo Pak Komar

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.