BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Wakil ketua MPR RI Eddy Soeparno merespon rencana pemerintah yang akan melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai pengganti LPG. Eddy meminta pemerintah untuk sebaiknya mengkaji ulang rencana proyek tersebut.
Pemerintah telah mengumumkan rencananya untuk melanjutkan kembali proyek DME. Produk gas batu bara ini didesain sebagai substitusi LPG yang sebagian besar masih Impor.
Eddy Seoparno mengapresiasi rencana pemerintah untuk mendorong ketahanan energi melalui gasifikasi batu bara menjadi DME. Namun dirinya mengungkapkan bahwa pemerintah sebaiknya mengkaji Kembali pentingnya kebijakan ini.
Pasalnya, proyek DME sempat terkendala pada pada masa pemerintahan sebelumnya. Selain itu, Eddy yang juga Anggota Komisi XII DPR RI yang membidangi Investasi, Hilirisasi, Lingkungan Hidup serta Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan bahwa proyek ini dinilai tidak ekonomis.
“Ketika menjadi pimpinan Komisi VII DPR dari tahun 2019-2024, saya mendalami proses hilirisasi batubara menjadi DME dan kami terbentur pada kendala utama yakni keekonomian dari produk jadinya,” jelas Eddy dalam keterangan nya.
Bahan baku yang digunakan dalam proses gasifikasi menjadi DME adalah batu bara dengan kandungan kalori baik. Hal ini menjadikan biaya produksi menjadi tinggi dan produk jadi menjadi tidak ekonomis.
“Karena feedstock batu bara yang digunakan berkalori 4.000 – 4.200, biaya bahan bakunya relatif tinggi. Sehingga ketika melalui proses produksi menjadi DME, harga barang jadinya menjadi mahal dan bahkan dalam hitungan kami bisa lebih mahal daripada impor LPG,” tuturnya.
Sementara tujuan awal dari pengembangan proyek DME ini adalah untuk menggantikan impor LPG. Eddy mengungkapkan bahwa impor LPG secara ekonomis masih lebih murah disbandingkan produksi DME.
Pemerintah sebaiknya memfokuskan pada peningkatan kapasitas porduksi LPG dalam negeri dibandingkan membangun fasilitas produksi DME.
“Jika di masa mendatang teknologi produksi DME menjadi lebih terjangkau, kita bisa melangkah untuk melakukan hilirisasi batu bara,” ujar Eddy.
Rencana Hilirisasi Pemerintah
Pekan lalu Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan rencana hilirisasi pemerintah salah satu nya untuk mendorong ketahanan energi melalui proyek DME.
Bahlil menyatakan bahwa DME kali ini akan didanai dan mengandalkan sumber daya dalam negeri tanpa ketergantungan investor asing
BACA JUGA:
Bahlil Siapkan Proyek Gas Batubara DME untuk Ketahanan Energi, Didanai Danantara
Kejar Swasembada, 2 Proyek Ketahanan Energi Segera Dieksekusi Pemerintah
Namun, Eddy menekankan bahwa sebaiknya pemerintah mengkaji kembali rencana pengembangan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. Terutama terkait keekonomian produk jadi dari gas batu bara ini.
“Ke depan, para pengambil kebijakan melakukan kajian lebih lanjut untuk memastikan agar keekonomian produk DME lebih murah dibandingkan LPG. Kajian ini penting untuk memastikan kebijakan hilirisasi batu bara dapat mengurangi impor dan memperkuat ketahanan energi nasional,” kata Eddy dalam keterangannya, dikutip Senin (10/3/2025).
(Raidi/Budis )