BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pelatih PSIM Jogja, Jean-Paul van Gastel mengakui sisi kebugaran timnya mulai menurun saat memasuki menit akhir. Jean-Paul van Gastel menilai, hal ini langsung berdampak terhadap konsentrasi para pemain.
Jean-Paul van Gastel mengungkapkan, hal ini langsung dimanfaatkan Persib untuk terus menekan. Hingga akhirnya, PSIM tak mampu menahan gempuran yang sangat deras dan gawangnya terkoyak.
Kata pelatih asal Belanda itu, gol Patricio Matricardi pada menit 90+7, menjadi alarm awal skenario timnya berantakan. Lalu diperparah dengan pelanggaran Reva Adi kepada Frans Putros hingga melahirkan penalti untuk Persib.
“Untuk itu sebenarnya fisikal, karena banyak pemain asing yang tinggi dan kuat, kemudian mereka memiliki dua pemain asing di depan dengan postur tinggi tadi,” jelas eks staf pelatih Besiktas tersebut.
Baca Juga:
Kericuhan Pecah Usai Persib Bandung dan PSIM Jogja Bermain Imbang
Kegagalan Persib Mengeksekusi Penalti Disebabkan Beberapa Faktor
Ia pun menilai, perbedaan postur tubuh dan level kebugaran yang lebih terjaga rupanya menjadikan Persib lebih berbahaya.Mereka mengandalkan umpan bola di udara dengan harapan bisa disambar lewat keunggulan postur.
PSIM pun disebut van Gastel harus memperbaiki sisi kebugaran dan daya ketahanan tubuh. Ia berharap pemainnya bisa segera memperbaiki setiap kekurangan demi meraih poin maksimal di laga selanjutnya.
“Mereka (Persib) mencoba melakukan umpan dan ketika bola terus-terusan di-crossing maka sesuatu akan terjadi, dan itu yang terjadi. Tapi tim Persib memang di injury time tadi ada mengecewakan.” tutupnya. (RF/_Usk)