BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Deputi Pengendalian Pembangunan Otorita IKN atau OIKN, Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi menyatakan bakal mengundurkan diri jika Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur tidak menghijau nantinya.
“Yang tadi mengatakan bahwa garuda hitam, nggak usah khawatir. Dua tahun oksidasi selesai, akan menjadi hijau. Itu konsep green-nya IKN,” kata Thomas saat acara Bulaksumur Roundtable Forum 2024: Mengelola Dilema Desentralisasi & Sustainability di Balai Senat UGM, Sleman, DIY,dilansir hari ini Sabtu (10/08/2024).
Ahli Politik dan Pemerintahan UGM, Abdul Gaffar Karim selaku Chairperson Roundtable memastikan janji Thomas dan durasi yang dibutuhkan untuk proses oksidasi Garuda IKN.
“Dua tahun ya janjinya, dua tahun jadi hijau itu Garuda?” tanya Gaffar.
“Kalau tidak hijau, saya mengundurkan diri,” sahut Thomas.
Thomas menuturkan sang arsitek Istana Garuda IKN, I Nyoman Nuarta menyampaikan jika proses oksidasi membutuhkan waktu maksimal dua tahun.
Dia mengaku tidak terlalu paham mengenai seni dan arsitektur. Namun, dia mengajak publik untuk melihat patung kuda utara Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta yang juga mengalami perubahan warna akibat proses oksidasi.
Penampakan awal Istana Kepresidenan di IKN menjadi pembicaraan netizen karena warnanya gelap sehingga dianggap beda dari desain awal yang berwarna hijau. Ada yang menyebut penampakan Istana Garuda IKN mirip seperti Istana kelelawar.
BACA JUGA: Kata Jokowi Anggaran Upacara di IKN Bengkak Itu Wajar?
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang juga Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono memastikan warna Istana Garuda nantinya akan berubah menjadi hijau. Basuki menegaskan rancangan bangunan akan sama seperti desain akhir karya arsitek I Nyoman Nuarta.
“Kalau menurut Pak Nyoman Nuarta itu nanti kalau kena oksidasi itu jadi hijau,” kata Basuki di Kantor Kemensetneg Jakarta, Selasa (6/8).
Dia juga mengatakan kondisi oksidasi di Istana Garuda kurang lebih akan sama dengan proses oksidasi patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
(Kaje/Usk)