BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah instalasi seni yang menimbulkan kontroversi muncul di dekat gedung Capitol Amerika Serikat, menampilkan patung kotoran yang mengejek kerusuhan pada 6 Januari.
Karya seni ini terletak di National Mall, membuat banyak pejalan kaki di Washington, DC, terperangah.
Patung tersebut berbentuk kotoran “soft serve” berukuran besar, berada di atas replika meja mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, disertai dengan plakat yang menyindir tindakan para perusuh yang menyerbu Capitol pada hari bersejarah tersebut.
Sebuah plakat yang menyertai instalasi menyatakan, “Monumen ini menghormati para pria dan wanita pemberani yang memasuki Gedung Capitol Amerika Serikat pada tanggal 6 Januari, menjarah, buang air kecil, dan buang air besar di aula sucinya untuk membatalkan pemilu 2021,” mengutip Indonesiasentinel, Senin (28/10/2024).
Pesan satir ini menyoroti perilaku memalukan yang ditunjukkan oleh sebagian peserta saat itu. Plakat tersebut juga menekankan pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang menyebut para perusuh sebagai “patriot luar biasa” dan “pejuang,” memberikan kritik tajam terhadap pandangannya terhadap insiden 6 Januari.
Mike Litterst, juru bicara National Park Service (NPS), mengonfirmasi bahwa lembaganya memberikan izin sementara untuk instalasi ini, yang diajukan oleh Julia Jimenez-Piczyk mewakili Civic Crafted LLC. Karya tersebut direncanakan untuk dipamerkan hingga 30 Oktober.
Menanggapi sifat provokatif dari karya seni ini, Litterst menjelaskan NPS tidak menilai atau menyetujui konten pesan yang mereka sampaikan, melainkan fokus pada aspek logistik dan keselamatan.
“Sebagai ruang publik utama di Amerika, National Mall menyediakan forum bagi warga untuk menggunakan hak konstitusi mereka untuk berbicara dan berkumpul,” jelasnya kepada The Washington Post.
Ia menambahkan misi NPS adalah untuk mendukung kebebasan berekspresi tanpa campur tangan pada konten yang disajikan.
Instalasi ini muncul di tengah ketegangan politik yang berlanjut mengenai dampak serangan Capitol, yang masih memecah belah opini publik. Bagi sebagian orang, monumen ini mencerminkan absurditas dan kekacauan pada 6 Januari, serta menjadi cermin satir bagi mereka yang menganggap para perusuh sebagai pahlawan.
Pendapat Hadirnya Instalasi Kotoran
Pendukung karya ini berpendapat bahwa instalasi tersebut mendorong pemirsa untuk menghadapi kenyataan pahit dari tindakan tersebut dan dampaknya terhadap demokrasi. Di sisi lain, kritik menganggap pemasangan ini meremehkan atau mengolok-olok peristiwa yang menyebabkan banyak korban jiwa dan cedera.
Julia Jimenez-Piczyk, seniman di balik instalasi, menyatakantujuan karya ini adalah untuk memicu dialog dan refleksi, meskipun mungkin terasa tidak nyaman.
“Seni adalah alat yang kuat untuk menghadapi kenyataan yang sulit, terutama yang ingin kita sembunyikan,” ujarnya.
“Peristiwa 6 Januari dan pengakuan terhadap para pelaku seharusnya membuat kita semua merenung. Instalasi ini bukan tentang penghinaan, melainkan tentang mengingat batasan yang harus dihormati dalam demokrasi.”
Reaksi pengunjung di National Mall pun terbagi. Beberapa merasa bahwa karya seni ini menggugah kesadaran tentang risiko ekstremisme politik, sementara yang lain menyatakan kemarahan atau kekecewaan, menganggapnya sebagai penghinaan bagi mereka yang terlibat atau pengingat menyakitkan akan babak kelam dalam sejarah Amerika.
Kritik tajam dalam bentuk sindiran ini menunjukkan peran seni dalam wacana politik. Dengan melebih-lebihkan elemen-elemen dari serangan Capitol, instalasi ini menyoroti pentingnya akuntabilitas dan dampak jangka panjang dari peristiwa seperti 6 Januari.
BACA JUGA: Fosil Tinja Terbesar Ada di Museum York, Inggris?
Reaksi beragam ini mencerminkan betapa sulitnya bangsa ini untuk menyatukan perspektif terkait salah satu serangan paling signifikan terhadap lembaga demokrasi di Amerika pada sejarah modern.
(Virdiya/Budis)