BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Laporan Al Arabiya dan media resmi Iran menyebut badan keamanan tertinggi negara tersebut harus menyelesaikan keputusan dimana Parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz, pada Minggu (22/6).
Mintnews menyebut Selat Hormuz sebagai jalur pelayaran strategis yang dilalui sekitar seperlima pasokan minyak dunia.
Iran telah lama mengancam akan menutup Selat Hormuz. Hossein Shariatmadari, seorang perwakilan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, dilaporkan menyerukan pembalasan segera atas serangan Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (21/6) malam, termasuk menutup Selat Hormuz bagi kapal-kapal Amerika, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Letak Selat Hormuz
Selat Hormuz adalah sebuah perairan sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman. Ini adalah satu-satunya jalur laut dari Teluk Persia ke lautan terbuka dan dianggap sebagai salah satu titik sempit paling strategis di dunia
Baca Juga:
Dampak Serangan Amerika ke Iran, Harga Minyak Bisa Tembus US$ 130 Per Barel
Selat ini berfungsi sebagai jalur ekspor penting bagi negara produsen minyak Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Sekitar 20% dari konsumsi minyak harian dunia atau sekitar 20 juta barel, melewati selat ini.
Selama beberapa dekade, selat tersebut menjadi titik fokus ketegangan regional. Baru-baru ini, serangan terjadi di dekatnya, menargetkan jalur minyak alternatif yang melewati Hormuz.
Tuduhan Presiden Trump
Presiden Trump menuduh Iran sebagai pelaku serangan pada 12 Juni 2025 terhadap dua kapal tanker minyak di pintu masuk Teluk. Tuduhdan ini dibantah oleh Teheran. Insiden ini meningkatkan kekhawatiran akan konfrontasi di jalur pengiriman minyak yang sangat penting ini.
Pada 19 Juli 2024, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan telah menyita kapal tanker minyak berbendera Inggris di Teluk, menyusul penangkapan kapal Iran oleh Inggris pada 4 Juli 2024.
Saat ini, laporan media menunjukkan bahwa sekitar 50 kapal tanker minyak besar berusaha keluar dari Selat Hormuz. Ancaman baru Iran, yang dikeluarkan setelah serangan AS, menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik Teluk yang dapat mengganggu perdagangan minyak global.
Harga minyak dunia melonjak 3% setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran. Harga minyak mentah Brent naik 3,17% ke level US$ 79,45 per barel sedangkan harga minyak WTI yang menjadi acuan harga minyak di AS, naik 3,18% ke level US$ 76,19 per barel. (_usamah kustiawan)