BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Setelah dikenal luas lewat ChatGPT, OpenAI kini mengambil langkah besar yang menandai transformasi arah bisnisnya, masuk ke dunia perangkat keras.
Perusahaan yang dipimpin Sam Altman ini resmi mengakuisisi startup AI berbasis desain, Io, yang didirikan oleh mantan kepala desain Apple, Jony Ive. Nilai akuisisi tersebut diperkirakan mencapai USD 6,5 miliar atau sekitar Rp 106 triliun, dan akan membuka jalan bagi OpenAI untuk merancang perangkat AI masa depan.
Dengan akuisisi ini, OpenAI tidak lagi sekadar perusahaan perangkat lunak, melainkan tengah menjelma menjadi pemain utama dalam industri perangkat pintar.
Io, yang berdiri pada 2024, dibentuk oleh Ive bersama sejumlah mantan koleganya di Apple dan sejak awal difokuskan pada pengembangan perangkat keras berbasis AI, berbeda dari LoveFrom yang merupakan studio desain.
Salah satu sorotan utama dari akuisisi ini adalah rencana OpenAI untuk meluncurkan perangkat perdana pada tahun 2026.
Perangkat ini bukanlah smartphone dalam pengertian konvensional, melainkan sebuah AI device tanpa layar (screenless AI device) yang menawarkan cara baru berinteraksi dengan teknologi.
Baca Juga:
Open AI Induk Chat GPT Terancam Bangkrut?
Prototipe awal bahkan telah dijajal langsung oleh Altman, yang menyebutnya sebagai “teknologi paling keren saat ini.”
Tim desain LoveFrom, yang juga dipimpin oleh Ive, akan menangani aspek estetika dan ergonomis produk. OpenAI meyakini bahwa pengalaman pengguna di era AI haruslah lebih manusiawi, kontekstual, dan bebas gangguan visual yang selama ini melekat pada perangkat layar sentuh.
Meskipun belum diketahui secara pasti bentuk dan fitur lengkap perangkat ini, pernyataan Altman menegaskan bahwa produk tersebut bukan untuk menggantikan smartphone secara langsung, melainkan menawarkan paradigma baru dalam komputasi personal.
Dengan integrasi penuh tim Io yang terdiri dari 55 orang, OpenAI kini punya semua elemen penting, yakni AI generatif, kekuatan komputasi, dan desain produk kelas dunia untuk menciptakan perangkat masa depan yang mungkin akan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi selamanya.
(Budis)