BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Imansyah menyampaikan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat terus bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong literasi keuangan digital masyarakat, khususnya bagi kelompok pelajar dan mahasiswa.
Hal ini sejalan dengan pesatnya kemajuan teknologi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk sektor jasa keuangan. Hal tersebut disampaikannya dalam paparannya saat menjadi narasumber pada kegiatan Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum (MOKA-KU) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Rabu (28/8/2024).
“Perkembangan teknologi memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengakses produk dan layanan keuangan. Akses keuangan menjadi lebih mudah, cepat, murah dan praktis. Financial Technology (fintech) menjadi salah satu hasil dari perkembangan teknologi di industri jasa keuangan. Berbagai macam produk fintech pun hadir seperti security crowdfunding (SCF), e-wallet hingga pinjaman daring,” kata Imansyah dalam keterangan tertulis yang diterima teropongmedia.
Lebih lanjut, Imansyah menyampaikan bahwa pesatnya perkembangan yang ada dan kemudahan yang diberikan perlu diimbangi dengan literasi keuangan yang baik.
“Mahasiswa sebagai kelompok masyarakat yang melek digital memegang peran yang strategis untuk menyukseskan hal tersebut. Mahasiswa dituntut untuk memiliki literasi keuangan yang baik dan tetap waspada terhadap kejahatan keuangan digital yang masih terjadi, seperti social engineering/soceng, phising, dan lain sebagainya,” kata Imansyah.
Selain itu, mahasiswa juga diimbau untuk menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti KTP, password, PIN, dan data lainnya.
“Dengan menjaga kerahasiaan data pribadi maka akan meminimalisir kemungkinan data tersebut digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” kata Imansyah. Berbagai slogan pun erat kaitannya dengan kehidupan generasi muda seperti fear of missing out (FOMO), you only live once (YOLO) dan fear of other’s people’s opinion (FOPO). Slogan ini cenderung mengarahkan ke gaya hidup yang konsumtif. Agar kemerdekaan keuangan dapat diwujudkan sesegera mungkin, mahasiswa pun diimbau untuk belajar melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan bijak. Selain itu, waspada agar tidak terjebak dengan modus judi online berkedok game online.
Kegiatan ini diikuti oleh 10.000 mahasiswa baru UPI dan turut dihadiri oleh Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd.,M.A. dan Ketua Umum MOKA-KU UPI Prof. Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang bertujuan untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan merata di seluruh Indonesia.
M. Solehuddin menyambut baik program literasi keuangan yang dilakukan OJK. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki sikap kepemimpinan dan memiliki semangat dalam dunia pendidikan.
BACA JUGA: OJK Tegaskan 6.000 Rekening Judi Online Tak Bisa Mengakses Layanan Keuangan
Sehingga akan menghasilkan karya terbaik untuk negara untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045 Untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan yang semakin masif dan merata, maka dibutuhkan partisipasi aktif dan kolaborasi dari seluruh pihak, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha jasa keuangan, akademisi, OJK, dan stakeholders lainnya.
Kolaborasi dan partisipasi aktif ini akan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan terlindungi dari kejahatan di sektor jasa keuangan.
(Usk)