BANDUNG,TM.ID: Dalam siaran langsung, Nikita Mirzani mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap kinerja Anies Baswedan mengutip dari akun tiktok @izharrizal2 .
Nikita Mirzani menyoroti penampilan Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, dalam debat putaran pertama Pilpres 2024, Selasa (12/12/2023).
Nikita dengan tajam mengkritik kinerja Anies sebagai Gubernur DKI periode 2017-2022.
Nikita memberikan pandangannya terhadap kinerja Anies Baswedan yang, menurutnya kurang memuaskan.
Ia menyoroti sebuah instalasi seni bambu yang pernah diusulkan oleh Anies, menyiratkan bahwa hal tersebut mungkin hanya sebagai pengalihan anggaran.
“Segala bikin rajutan-rajutan dari bambu lah. Uang nggak tahu perginya kemana-kemana. Apa yang dia bikin juga nggak kelihatan,” tegas Nikita, menunjukkan ketidakpuasannya terhadap transparansi penggunaan anggaran.
Kritikan Nikita Mirzani
@izharrizal2 Setuju banget sama mba nikita #nikitamirzani #nikitamirzanimawardi_17 #amin2024 #amin2024🇮🇩 #anies #aniescakimin2024
Nikita mengkritik kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI. Komentarnya tidak hanya sekedar kritik, tetapi juga menyoroti kejelasan tujuan dari proyek-proyek yang terinisiasi oleh Anies selama menjabat.
Tidak hanya Anies Baswedan, Cak Imin, Calon Wakil Presiden nomor urut 1, juga menjadi sorotan tajam Nikita Mirzani.
Ia menilai Cak Imin memiliki keinginan kuat untuk menjabat sebagai tokoh terkemuka di negara ini, meskipun telah beberapa kali gagal menduduki posisi menteri di pemerintahan Joko Widodo.
Nikita menyampaikan pandangannya bahwa Cak Imin gagal menduduki posisi menteri di pemerintahan Jokowi, sehingga maju sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Anies Baswedan.
“Terus kalau wakilnya karena dia punya dendam membara ya. Dari dulu dia pengen jadi menteri. Dari dulu dia kan pengen jadi salah satu kabinet bapak Jokowi,” ungkap Nikita, merinci latar belakang ambisi politik Cak Imin.
BACA JUGA : Vadel Badjideh Ungkap Tak Tahu Lolly Anak Nikita Mirzani
Nikita juga menduga adanya janji yang tidak terwujud kepada Cak Imin untuk menduduki posisi menteri, serta dengan pandangan mengenai aura gelap yang mungkin menjadi penyebabnya.
“Memang namanya aura ya, aura itu nggak bisa dibohongi, mungkin karena aura dia gelap kali ya. Jadi yang tadinya dia mungkin dijanjikan sesuatu, pas dilihat auranya dia awur-awuran akhirnya diganti dengan orang lain,” tambahnya, mengungkapkan kepercayaan terhadap faktor non-teknis dalam dunia politik.
(Hafidah/Budis)