BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di dunia Formula 1, Nico Hulkenberg telah lama dikenal sebagai salah satu pebalap paling konsisten, namun juga paling sial.
Julukan “raja tanpa tahta” melekat erat padanya karena dari 238 balapan sebelumnya, ia tak pernah sekalipun menginjak podium. Tapi semua itu berubah pada Grand Prix Inggris 2025 di Silverstone.
Di usia 37 tahun dan membela tim Sauber, Hulkenberg membungkam semua keraguan. Ia tampil brilian di tengah balapan yang diguyur hujan, memanfaatkan celah strategi saat para pesaingnya justru ragu-ragu.
Start dari posisi tengah, ia tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencetak sejarah. Namun, hujan di lap awal menjadi momentum yang ditunggu sepanjang kariernya.
Keputusan krusial datang di lap ke-9, saat ia nekat masuk pit dan mengganti ban ke intermediate, bahkan sebelum tim memutuskan strategi yang jelas.
“Saya masuk pit sekarang. Ban ini sudah habis,” ujarnya tegas lewat radio tim.
Keputusan berani itu membawanya menyalip sejumlah nama besar, termasuk Lewis Hamilton, Pierre Gasly, hingga Fernando Alonso yang terlambat membaca kondisi cuaca.
Baca Juga:
Jenson Button Dukung Lando Norris Bangkit: Kesalahan Itu Wajar, Saatnya Melangkah Maju
Bekerja sama dengan race engineer-nya, Steven Petrik, Hulkenberg menavigasi setiap sektor lintasan dengan presisi, bahkan ketika tim-tim besar seperti Ferrari tergelincir dalam permainan strategi ban yang gagal total.
Tak hanya itu, ia juga menunjukkan kedewasaan sebagai pebalap senior dengan tetap memilih ban medium saat beberapa tim tergoda untuk beralih ke ban slick di lintasan yang masih basah.
Hasilnya? Podium ketiga yang emosional, setelah lebih dari satu dekade penantian.
Lebih dari sekadar angka atau posisi finis, podium ini menjadi lambang dari tekad, kesabaran, dan profesionalisme seorang pebalap yang terus bertahan di dunia F1 meski kerap tersisih dari sorotan utama.
Hulkenberg membuktikan bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil, meski terkadang, harus menunggu 239 kali untuk membuktikannya.
Bagi Sauber, hasil ini bukan hanya poin penting dalam klasemen konstruktor, tetapi juga kemenangan moral besar dalam membangun kepercayaan diri tim.
(Budis)