BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Di tengah gemuruh Oktagon UFC 318, sebuah momen emosional tercipta bukan dari pukulan atau submission, melainkan dari penghormatan tulus antar dua petarung.
Islam Makhachev, juara bertahan kelas ringan UFC, menyampaikan pujian menyentuh untuk rivalnya, Dustin Poirier, yang resmi menutup lembaran panjang karier profesionalnya di UFC.
Poirier, 36 tahun, menelan kekalahan angka mutlak dari Max Holloway dalam duel lima ronde di T-Mobile Arena, Las Vegas, Minggu (20/7) WIB.
Laga itu sekaligus menjadi penampilan terakhir The Diamond di pentas MMA profesional setelah 15 tahun mewarnai dunia tarung bebas dengan total rekor 30 kemenangan, 10 kekalahan, dan 0 hasil imbang.
Mengetahui keputusan Poirier gantung sarung tangan, Makhachev mengunggah foto pertarungan mereka berdua di UFC 289 tahun lalu. Tak hanya itu, ia juga menuliskan pesan penuh respek di platform X (sebelumnya Twitter):
“Selamat, Dustin. Anda benar-benar salah satu petarung terbaik yang pernah naik arena. Sungguh sebuah kebanggaan dan keistimewaan bisa berbagi arena dengan Anda,” tulisnya.
Ucapan itu mengalir dari seorang juara yang pernah bertarung mati-matian melawan Poirier, mengisyaratkan bahwa rivalitas di atas kanvas tak pernah menghapus rasa hormat di luar arena.
Baca Juga:
UFC 318 Jadi Laga Terakhir Dustin Poirier
Sepanjang kariernya, Poirier dikenal sebagai petarung petarung sejati, menjatuhkan lawan lewat KO sebanyak 15 kali dan tak pernah menyerah meski gagal meraih sabuk juara.
Namanya tercatat dalam daftar pertarungan klasik UFC bersama nama-nama besar seperti Conor McGregor, Justin Gaethje, Khabib Nurmagomedov, dan tentu saja Makhachev.
Laga terakhirnya kontra Holloway juga merupakan rematch dari duel mereka di UFC 143 tahun 2012. Jika dulu Poirier menang lewat submission, maka kali ini Holloway membalas dendam dengan kemenangan angka mutlak.
Poirier mungkin tak pernah mengenakan sabuk emas UFC di pinggangnya, tapi semangat, dedikasi, dan gaya bertarung tanpa kompromi membuatnya layak disebut legenda.
Dan saat sesama petarung sekelas Makhachev memberi penghormatan, dunia tahu, dalam seni bela diri campuran, kemenangan sejati bukan sekadar sabuk, melainkan warisan yang ditinggalkan di hati para penggemar dan rival.
(Budis)