JAKARTA.TM.ID: Pengurus Badan Kajian Strategis BPP Hipmi,Yohan Fitriadi mengatakan saat ini, kehadiran merek mobil China seperti Wuling, DFSK, Chery, dan empat merek lainnya yang akan memperkenalkan diri di ajang GIIAS 2023, menandakan pergerakan yang lebih kuat di pasar otomotif Indonesia.
“Munculnya mobil listrik menjadi tren baru, menggeser tren kendaraan konvensional mulai dari sedan hingga truk, yang diharapkan beralih ke mesin bertenaga baterai yang bisa diisi ulang,” kata Yohan Fitriadi kepada Teropong media.id, Rabu (1/11/2023).
Yohan menyebutkan,perubahan ini dipicu oleh China dan Tesla sebagai pendorong utama dalam masuknya mobil listrik ke pasar. Pasar otomotif, khususnya dalam hal kendaraan listrik, kini menjadi lapangan persaingan yang lebih terbuka, tidak hanya didominasi oleh Eropa, AS, Jepang, dan Korea Selatan.
“Kemunculan produsen mobil listrik dari negara yang tidak terduga, seperti Vietnam dengan VinFast Auto atau India dengan Krishnagiri sebagai pusat kendaraan listrik, menandakan dinamika baru dalam industri ini,” ujar Yohan.
Pasar juga menunjukkan pergeseran signifikan, terutama di China, dengan 38% dari total penjualan mobil di musim panas 2023 berasal dari kendaraan listrik. Proyeksi penjualan kendaraan listrik di China mencapai 17 juta unit pada tahun 2025 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 90% pada 2030.
“Menurut laporan think tank Chebai. Prediksi dari pendiri Li Auto, Li Xiang, memperkirakan penjualan kendaraan listrik mencapai 80% pada 2025,’ ungkapnya.
Dia menjelaskan, mobil listrik China telah mengalami lonjakan ekspor yang signifikan, dengan 534.000 unit dari total ekspor mobil China pada paruh pertama 2023 merupakan mobil listrik atau hibrida, naik 160% dari periode yang sama tahun 2022. Ekspor mobil China diproyeksikan akan mencapai 5 juta unit pada akhir tahun 2023, naik dari 3,11 juta unit pada tahun 2022.
“China berhasil menggusur posisi Tesla dalam pasar ekspor. BYD, produsen mobil listrik terbesar di dunia dengan total penjualan global 1,8 juta unit di China dan seluruh dunia, berhasil menggeser posisi Tesla,” imbuhnya.
Menurut dia, fokus utama di sektor ini adalah teknologi baterai, yang menjadi inti dari kendaraan listrik. China menonjol dengan jaringan produksi baterai yang kompetitif, diproduksi dengan biaya rendah, dan berkualitas tinggi.
BACA JUGA: Pengisian Daya Masih Minim, Persulit Pengguna Mobil Listrik untuk Perjalanan Jarak Jauh
Di samping itu, China menawarkan kendaraan listrik dengan harga terjangkau yang tetap menawarkan kualitas mobil premium.
“Tren ini memunculkan spekulasi bahwa produsen mobil di luar China mungkin akan mengalami penurunan signifikan di pasar global,” bebernya.
Analisis UBS menurunkan peringkat saham Renault dan VW karena pesaing dari China dan Tesla yang semakin meningkat, menimbulkan dampak yang signifikan bagi produsen mobil lama. Volkswagen dianggap rentan, karena meskipun melakukan langkah strategis baru, kemungkinan sulit mengatasi pesaing baru dari China di masa depan.
Sementara itu, adanya tren pergeseran pasar ini menunjukkan adanya tantangan yang signifikan bagi produsen mobil global untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat dalam industri otomotif global.
“Kebijakan strategis dan inovasi di bidang kendaraan listrik akan menjadi fokus utama bagi perusahaan otomotif dalam menghadapi kompetisi yang semakin sengit,” tutupnya
Laporan wartawan Jakarta : Agus Irawan