Misteri Janda Jasitem Penakluk Hati Tuan Belanda di Gubuk Reot Linggarjati

Gedung Perundingan Linggarjati di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (Foto: Masnurdiansyah/Teropong Media)

Bagikan

KUNINGAN,TM.ID: Suasananya tampak sepi di titik pelataran parkir umum kendaraan yang berada tepat di seberang Gedung Perundingan Linggarjati, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Hujan deras saat itu sudah reda, menyisakan genangan air di beberapa titik jalan. Geografisnya yang terletak di kaki Gunung Ciremai, begitu menyejukan. Jauh dari kepulan polusi yang menyiksa indra penciuman.

Gedung itu mendadak sendu usai kelompok pelajar membubarkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing. Ditemani secangkir kopi hitam panas, gedung bersejarah itu tampak seperti orang tua yang bijak.

Tempat itu sudah melewati banyak perubahan zaman. Gedung ini pula menjadi saksi anak bangsa yang melempar gagasan kritis dan penuh perlawan terhadap congkaknya para kolonialis Belanda.

Ada kisah jauh sebelum gedung ini menjadi lokasi untuk Sutan Sjahrir dan kawan-kawan berjuang mempertahankan kedaulatan Indonesia. Cerita seorang wanita janda yang mampu ‘menyihir’ pria kaya dari Belanda.

Memutar kisah rotasi di zaman dasawarsa millennium kedua. Goretan kisah cinta dua sejoli yang berbeda negara, bersemi di halaman Linggarjati. Bangunan Tembok gedung menjadi saksi bisu kisah bahagia keduanya. Seorang janda bernama Jasitem dengan pengusaha kaya raya dari Belanda yang dikenal dengan Tuan Tersana.

BACA JUGA: Maria Ulfah Santoso Mensos Pertama Dibalik Catatan Perundingan Linggarjati

Tuan Tersana jatuh hati terhadap paras ayu yang terpancar dari Jasitem. Dia adalah sosok sebatang kara, tinggal dalam sebuah gubuk reyot di sekitar Linggarjati. Seperti kata-kata pada umumnya, jika cinta itu begitu unik.

Foto: Masnurdiansyah / Teropong Media

Pertemuan keduanya secara tidak langsung menjadi sumbu awal sejarah Indonesia. Karena gubuk reyot Jasitem itu yang akan menjadi lokasi perundingan antara delegasi Indonesia dengan Belanda, untuk membahas kedaultan bangsa ini.

Perlu diketahui mungkin Gedung Linggarjati sudah berdiri kokokh dalam waktu seadab. Namun secuil kisah cinta Jasitem dengan kekasihnya, seperti debu yang tersapu waktu.

Jarang kisah ini terhempas ke telinga masyarakat banyak.

Mungkin saja haya beberapa orang saja yang pernah mendengar kisah Jasitem di balik tercapainya Perjanjian Linggarjati di bulan November 1946.

Secara ringkas, Jasitem adalah seorang janda rupawan dari Linggarjati yang sudah membuat hati sang meneer luluhlantak, gelisah tiada tara. Kisah Tuan Tersana yang terbuai dengan pesona Jasitem memang menjadi legenda misteri. Terlebih latar belakang hingga riwayat hidupnya pun tidak banyak yang tahu.

Sejumlah arsip dan literasi ditelusuri oleh teropongmedia.id berkaitan dengan sejarah Gedung Linggarjati. Namun kisah Jasitem ini begitu terbatas. Termasuk dalam artikel lawas yang termuat pada surat kabar lama.

Kurangnya arsip yang mendokumentasikan secara rinci tentang Jasitem memang wajar. Karena setelah menjadi belahan hati dan dipinang Tuan Tersana, mereka berdua pindah ke Belanda dan menetap di sana.

Menurut Staf Juru Pelihara Gedung Linggarjati, Agus Suparman, kalau Jasitem adalah janda yang awalnya tinggal di Sidang Laut, Cirebon. Lalu pada tahun 1918 dirinya pindah dan menetap di gubuk yang ada di Linggarjati.

“Dari Sindang Laut, mengutip dari ceritanya Pak Ruhyat sebagai mantan koordinator di gedung ini, tinggal di sini Ibu Jasitem. Namanya juga gubuk mungkin karena suasana dan kondisi saat itu tidak sama dengan saat ini,” ungkap Agus, kepada teropongmedia.id, beberapa waktu lalu.

Jasitem disebutkan tidak memiliki keturunan. Dia tinggal seorang diri di Linggarjati. Ada dugaan kalau Jasitem berasal dari kaum ningrat, dan memiliki koneksi dengan para pamong desa. Tapi hal itu hanya sebagai asumsi saja, apalagi data yang bisa memastikan itu sangat minim.

“Beliau di sini katanya dulu ditempatkan pamong desa sini, kalau dulu banyak tokoh. Ada kemungkinan beliau kalangan ningrat. Tapi mungkin juga ada kenalan di sini, kita tidak tahu pasti. Suatu ketika mungkin beliau punya orang kenalan di sini,” ungkap Agus.

Meskipun begitu, Jasitem diyakini memang sosok yang cantik rupawan hingga membuat Tuan Tersana dimabuk cinta. Agus mengatakan, karena hidup sebatang kara lalu kemudian diboyong ke Belanda dan menetap di negeri itu, maka cerita silsilah keluarganya terputus.

“Karena tidak punya keturunan, jadi cerita tentang silsilah keluarganya buntu. Mungkin saja Ibu Jasitem ini cantik dan menawan. Perempuan yang cantik dan ayu. Sehingga membuat seorang pengusaha Belanda tertarik untuk menikahinya,” begitu kata dia.

Keduanya diperkirakan menikah tahun 1921. Ketika itu gubuk reot Jasitem langsung disulap menjadi bangunan semipermanen.

“Saya kurang tahu pasti menikahnya itu, yang jelas tahun 1921 mulai pemugaran,” jelas Agus.

Bukan hanya sosok Jasitem saja, namun sosok siapa dan sebagai apa Tuan Tersana pun sebetulnya masih misteri. Kisahnya yang berkembang hanya sebatas informasi sejarah, yang tidak menjelaskan secara rinci dan runtu tentang pria yang menjadi pengusaha.

Informasinya, jiak merunut pada Pabrik Gula Tersana yang ada di Kabupaten Cirebon, mungkin saja ada dua kemungkinan. Tuan Tersana adalah seorang pekerja dari pabrik gula itu, atau bisa ada literasi yang mengaitkan dia pejabat yang berpengaruh di Pabrik Tersana.

Sementara dari hasil penelusuran arsip digital peninggalan Hindia Belanda, Tuan Tersana yang memiliki nama asli Margen itu tak pernah tercantum dalam catatan manapun. Maka bisa jadi kalau pria itu adalah seorang pekerja dari Pabrik Gula.

Kendati demikian Agus menyampaikan, sosok Tuan Tersana disebut -sebut sebagai pemilik Pabrik Gula.

BACA JUGA: Bendungan Cipanas Siap Suplai Irigasi dan Air Baku Kawasan Rebana Jawa Barat

“Ibu Jasitem menikah dengan orang Belanda, Tuan Margen yang oleh masyarakat sini disebut Tuan Tersana. Karena beliau pemilik Pabrik Tersana Baru di Cirebon sana,” kata dia.

Meskipun begitu memang sedikit sekali catatan tentang sosok suami dari Jasitem itu.

Namun yang jelas legenda percintaan Jasitem dengan Tuan Tersana sudah membuka ruang sejarah untuk perkembangan Gedung Linggarjati.

Foto: Masnurdiansyah / Teropong Media)

Agus menjelaskan, pada tahun 1935 hunian milik Jasitem dijual kepada orang Belanda yang sama kaya raya. Pria itu bernama JJ van Os. Kemudian ditangannya gubuk semipermanent milik Jasitem itu disulap menjadi Gedung permanen dan diperluas, didesain dengan cantik. Gedung ini menjadi yang termegah pada zamannya.

“Van Os yang memperluas area ini, bangunan dijadikan tempat peristirahatan keluarganya, semacam Villa. Dia merupakan pemborong kala itu,” kata dia.

Dari sekian banyak rumah milik orang Belanda yang ada disekitar kawasan, gedung inilah yang paling besar dengan luas 1.052 meter persegi. Jumlah kamar tidur sebanyak delapan ruangan.

Kemudian setelah itu, seiring berjalannya waktu Gedung Linggarjati beralih kepemilikan dan fungsi, hingga pada akhirnya lokasi ini digunakan sebagai lokasi perundingan dan gedung bersejarah yang sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya nasional.

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
DPR RI Naturalisasi
Dukungan Penuh DPR RI Agar Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026
Sahrul Gunawan Ekonomi kreatif
Sahrul Gunawan Bidik Potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Bandung
Fitur blokir X
Pembaruan Fitur Blok Milik X Picu Kontroversi
Anggur Shine Muscat
Tips Mencuci Anggur Agar Terhindar dari Residu
Kafe bunga
Cantiknya, 3 Kafe di Bandung yang Dikelilingi Taman Bunga
Berita Lainnya

1

Pabrik Tekstil di Katapang Andir Kabupaten Bandung Kebakaran

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Hampir 2.000 Peserta Meriahkan POSPAY Run 2024 di Bandung

4

PP PERSIS Tegaskan Netral di Pilkada Kabupaten Bandung

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
Polisi selamatkan bocah tenggelam
Dramatis! 2 Anggota Polisi Sikka NTT Selamatkan Bocah Tenggelam: Berikan CPR dan Nafas Buatan
KPU Kota Bandung Siapkan 10 TPS Khusus
KPU Kota Bandung Siapkan 10 TPS Khusus saat Pilwalkot Bandung 2024
Pabrik Tekstil di Katapang Andir Kabupaten Bandung Kebakaran
Pabrik Tekstil di Katapang Andir Kabupaten Bandung Kebakaran
Sirkuit-Barcelona-Catalunya
Seri Final MotoGP 2024 Dipindah ke Sirkuit Catalunya