BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Aktris Dinda Kanya Dewi dengan jujur mengungkapkan bahwa ia sempat menemui psikiater saat merawat sang ayah yang didiagnosis kanker. Saat itu, Dinda mengalami tekanan emosi yang berat karena harus membagi waktu antara pekerjaan dan menjaga orang tuanya.
“Waktu setahun pertama, itu aku bingung mesti gimana karena aku harus tetap bekerja dan jagain papa, jadi aku bingung,” kata Dinda saat di Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).
Di tengah situasi yang menguras fisik dan mental tersebut, bintang film Hanya Namamu dalam Doaku ini akhirnya menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan profesional untuk menjaga kestabilan emosinya.
“Paginya aku antar papa ke poli kanker, sorenya aku pergi ke poli jiwa. Aku ke psikiater karena aku udah enggak bisa handle emosi di dalam,” ucapnya.
Pengalaman ini menjadi gambaran nyata bagaimana peran seorang caregiver tidak hanya menguras tenaga, tapi juga berdampak besar pada kondisi psikologis. Dinda, yang dikenal kuat di layar kaca, menunjukkan sisi rapuh dan jujurnya kepada publik bahwa meminta pertolongan bukanlah kelemahan.
Baca Juga:
Demon Slayer Pecahkan Rekor, Jadi Film Anime dengan Pembukaan Terlaris Sepanjang Masa
Jadi Caregiver Bukan Hal Mudah
Perjalanan Dinda Kanya Dewi sebagai seorang anak sekaligus perawat ayahnya yang sedang sakit tidaklah mudah. Dalam pengakuannya, ia menyampaikan bahwa menjalani peran sebagai caregiver dalam jangka waktu panjang dapat membawa efek emosional yang besar.
“Di bulan-bulan awal kita masih bisa handle, tapi ketika sudah setahun ke dua tahun, itu mulai kerasa kitanya juga marah,” kata Dinda, menceritakan fase-fase berat yang ia lalui.
Karena itu, ia menyarankan siapa pun yang tengah menjalani peran serupa untuk tetap memperhatikan kesehatan diri sendiri. Menurutnya, meminta bantuan profesional adalah langkah bijak yang seharusnya tidak perlu ditunda jika memang diperlukan.
“Jadi, kalau memang membutuhkan bantuan profesional, lebih baik langsung dilakukan karena manusia pasti ada batasannya juga,” kata Dinda.
Sebagai informasi, ayah Dinda Kanya Dewi meninggal dunia pada Februari 2022 setelah berjuang melawan kanker. Meski kehilangan, pengalaman tersebut telah membentuk perspektif Dinda yang lebih dewasa dalam memaknai kehidupan dan kesehatan mental.
(Hafidah Rismayanti/Aak)