BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus penjualan anak ke Singapura yang belakangan mencuat di publik memantik keprihatinan dari Anggota DPRD Jawa Barat, Agung Yansusan. Ia menegaskan peristiwa memilukan tersebut tidak boleh terulang kembali dan harus menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
Agung menilai, persoalan itu berakar dari krisis ekonomi yang menekan masyarakat. Karena itu, ia mengingatkan perlunya memperkuat ketahanan dari berbagai aspek, mulai dari agama, kesehatan, hingga ekonomi.
“Kasus ini jangan sampai terulang lagi. Kita harus lebih mawas diri menghadapi ujian masalah perekonomian. Ketahanan masyarakat perlu diperkuat dari berbagai sisi, termasuk pengawasan sosial di lapangan,” ujar Agung saat diwawancarai, Minggu (24/8/2025).
Menurutnya, peran aparat di tingkat paling bawah, seperti kepala desa, RT, dan RW, harus dimaksimalkan. Hal ini penting untuk melakukan skrining serta memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya dan larangan praktik jual beli anak.
“Apalagi ada kasus yang dilakukan saat anak masih dalam kandungan. Itu sangat mengkhawatirkan. Kita perlu menyadarkan masyarakat agar tidak menganggap hal ini normal,” tegasnya.
Agung menambahkan, selain persoalan akal sehat dan moralitas, faktor iman juga menjadi benteng penting bagi masyarakat dalam menghadapi godaan ekonomi yang berat.
“Terkadang ujian terberat adalah ekonomi. Berat memang, tapi ketika kita tahu cara menghadapinya dengan pemahaman dan pengamalan tauhid, kita akan sadar bahwa Allah-lah yang memberi ujian sekaligus solusinya. Semakin kuat iman, semakin kuat pula daya tangkal terhadap gejala sosial buruk seperti menjual anak,” tuturnya.
Baca Juga:
Hasil Reses III, Agung Yansusan Dorong Penguatan Infrastruktur dan Ekonomi Pertanian
12,5 Ton Bibit Padi Disalurkan, Agung Yansusan: Program Ini Harus Dirasakan Kelompok Tani
Agung pun mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan pemerintah, untuk bersama-sama menyuarakan penolakan terhadap praktik tersebut serta memperkuat perlindungan anak dari segala bentuk eksploitasi.
(Virdiya/Aak)