BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sebuah video viral memperlihatkan sejumlah warga Kampung Pasir Gebang, Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten, menandu jenazah sejauh dua kilometer menggunakan kain sarung dan sebatang bambu.
Potret memilukan ini terjadi karena akses jalan menuju kampung tersebut mengalami kerusakan parah dan tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Dalam video yang ramai dibagikan di media sosial itu, terlihat jenazah diletakkan di atas tandu darurat dari kain sarung yang diikatkan pada sebatang bambu panjang. Beberapa orang warga dengan penuh hati-hati dan rasa hormat. Bergantian memikul tandu tersebut melewati jalan rusak yang tak ramah kendaraan maupun pejalan kaki.
Kisah pilu ini bukan hanya menyentuh, tapi juga menyadarkan banyak pihak bahwa persoalan infrastruktur di daerah masih jauh dari kata tuntas. Salah satu warga Kampung Pasir Gebang, menjelaskan bahwa jalan rusak sudah menjadi “pemandangan sehari-hari” di wilayah mereka.
Jenazah yang ditandu di Banten ini diketahui bernama Satariah. Seorang warga setempat yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan akibat penyakit paru-paru.
Satariah sempat dirawat di rumah sakit, namun kondisi geografis kampung membuat perjalanan terakhirnya harus dilalui dengan cara yang menyedihkan.
Baca Juga:
Viral! Pria Percis Wali Kota Tual Asik Nyawer DJ dengan Gepokan Uang
Viral Video Parkir Liar Rp25.000 di Depan Kampus ITB, Netizen Geram
Bukan Pertama Kali
Ironisnya juga mengungkapkan bahwa kejadian ini bukanlah hal baru.
Pernyataan ini menegaskan bahwa akses kesehatan dan transportasi masih menjadi kendala utama bagi warga di sana. Bayangkan, untuk sekadar membawa pasien ke rumah sakit pun, masyarakat harus menggunakan metode tradisional yang mestinya sudah lama ditinggalkan.
Tragedi seperti ini seharusnya menjadi alarm keras bagi para pemangku kebijakan, agar segera menindaklanjuti dan membenahi infrastruktur jalan yang ada. Dalam konteks kepemimpinan yang ideal, perhatian terhadap kebutuhan dasar masyarakat termasuk akses jalan yang layak harus menjadi prioritas.
Kondisi seperti ini mengundang simpati publik dan seruan agar pemerintah daerah maupun pusat menaruh perhatian serius terhadap kampung-kampung terisolasi seperti di Wanasalam. Karena di era digital seperti sekarang, tak seharusnya masih ada warga yang harus menandu jenazah atau pasien akibat jalan yang tak bisa dilalui mobil.
(Hafidah Rismayanti/Usk)