BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan bahwa Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana, termasuk di antara yang belum melaporkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).
“Yang bersangkutan belum lapor,” kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).
Budi menjelaskan bahwa sampai dengan 3 Desember 2024, Direktorat LHKPN KPK mencatat hanya enam utusan khusus/penasihat khusus/staf khusus yang melaporkan LHKPN. Sementara itu, sembilan orang belum melapor.
Lebih lanjut, Budi menyebutkan bahwa untuk setingkat menteri/kepala badan, baru 36 orang yang sudah melaporkan LHKPN. Masih ada 16 menteri/kepala badanyang belum melaporkan LHKPN.
Kemudian, Budi menyebut bahwa dari 57 wakil menteri/wakil kepala lembaga, baru 30 orang yang melaporkan LHKPN.
“Sehingga, secara keseluruhan dari total 124 Wajib Lapor dari Kabinet Merah Putih, 72 sudah lapor LHKPN-nya, dan 52 belum lapor. Artinya 58 persen Kabinet Merah Putih sudah melaporkan LHKPN-nya,” tutur dia.
Budi juga mengingatkan bahwa seluruh pejabat di Kabinet Merah Putih wajib melaporkan LHKP maksimal tiga bulan setelah pelantikan. Sementara itu, bagi yang sudah melaporkan, LHKPN-nya saat ini masih dalam proses verifikasi.
BACA JUGA: Petisi Pecat Gus Miftah dari Utusan Khusus Presiden Kian Menggema!
“Sebagian masih proses verifikasi. Sebagian lainnya ada yang masih melengkapi surat kuasa untuk kemudian bisa dipublikasikan,” ucap Budi.
Seperti diketahui, video Miftah Maulana dinilai menghina penjual es teh saat berceramah di Magelang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu viral dan mebuat banyak respon netizen. Miftah selain penceramah Ia juga yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Vidio Miftah pun panen hujatan hingga disorot Istana sebelum akhirnya meminta maaf kepada penjual es teh yang telah ia olok-olok itu.
“Saya juga menyampaikan rasa terima kasih kepada netizen, tak ada yang sia-sia dari sebuah peristiwa,” kata Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakarta Rabu, 4 Desember 2024.
(Usk)