BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto, tampil beda dengan semangat baru yang segar untuk pembangunan desa. Dalam agenda pengukuhan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Bogor, ia tidak hanya hadir sebagai pejabat negara, tapi juga sebagai sosok yang memahami denyut kehidupan di akar rumput.
Lewat keterangannya di Jakarta pada Selasa (29/7/2025), Yandri menekankan pentingnya kekompakan perangkat desa dalam menjalankan program pemerintah. Menurutnya, jika kepala desa sukses, maka desa pun sejahtera.
Lebih dari itu, ia mengingatkan bahwa sukses membangun desa berarti turut menyukseskan pembangunan nasional, karena 71 persen penduduk Indonesia tinggal di desa.
“Kekompakan ini harus dijaga karena jika kepala desa sukses, maka desa sejahtera. Perlu diingat jika sukses bangun desa, maka sama saja telah sukses bangun Indonesia karena 71 persen penduduk Indonesia ada di desa,” kata Mendes PDT Yandri Susanto mengutip dari ANTARA pada Selasa (29/7/2025).
Fokus ke Program Unggulan Prabowo
Di hadapan para perangkat desa Kabupaten Bogor, Yandri tidak hanya menyampaikan motivasi. Tapi juga menegaskan kembali prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun desa. Ada tiga program utama yang menjadi andalan: Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia menyebutkan bahwa apabila perangkat desa solid, maka program-program unggulan itu bisa dijalankan dengan maksimal. Hal ini menunjukkan bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, tapi juga subjek utama yang turut menentukan keberhasilan program nasional.
Baca Juga:
Lemkapi Desak Polda Metro Jaya Selesaikan Cepat Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi
Kemendes Dorong Desa Bangun Kemitraan dan Kelola Sampah untuk Tingkatkan Ekonomi
Gagasan Desa Tematik Solusi Cerdas Masa Kini
Menariknya, dalam kesempatan itu Yandri juga menyampaikan gagasan kreatif untuk masa depan desa. Ia mengusulkan kepada Bupati Bogor, Rudy Susmanto, agar desa-desa di wilayah tersebut dikembangkan menjadi desa-desa tematik. Contohnya, desa cabai, desa tomat, atau desa ayam petelur.
Langkah ini menurutnya bukan sekadar strategi branding, tetapi cara konkret untuk mendukung kebutuhan bahan baku dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Desa tematik ini nantinya menjadi penyuplai bahan baku bagi Program MBG,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, Yandri juga menegaskan bahwa bahan baku tersebut diharapkan bisa dikembangkan oleh BUMDes. Nantinya, hasil produksi dari desa akan ditampung oleh Koperasi Desa Merah Putih dan didistribusikan langsung untuk mendukung pelaksanaan Program MBG.
Dengan sinergi antara desa tematik, BUMDes, dan Kopdes Merah Putih, sistem pembangunan desa menjadi jauh lebih terintegrasi. Mulai dari produksi, distribusi, hingga pemanfaatan, semua terhubung dalam satu ekosistem yang berkelanjutan.
(Hafidah Rismayanti/Aak)