BANDUNG,TM.ID: Penggunaan mobil listrik masyarakat Indonesia kian umum di jalanan. Salah satu hal menarik dari roda empat listrik, yakni teknologi baterai.
Jarak tempuh menyesuaikan dengan baterai. Semakin spesifikasi baterai tinggi, maka dapat menempuh jarak yang lebih panjang.
Tak sebatas itu saja, baterai yang menjadi jantung mobil listrik juga memiliki sejumlah jenis. Oleh sebabnya, sebaiknya sebelum membeli mobil listrik, ketahui terlebih dulu jenis baterai yang digunakan.
Jenis-jenis Baterai Mobil Listrik
BACA JUGA: Garansi Baterai Mobil Neta V Nggak Main-main, Buat 2.024 Pembeli Pertama
Melansir Wuling, berikut jenis-jenis baterai mobil listrik:
1. Lithium-ion
Baterai lithium-ion (Li-ion) telah menjadi pilihan utama untuk kendaraan listrik dan elektronik portabel.
Dengan kapasitas fisik dan ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penggunaan pada perangkat portabel, Li-ion memiliki rasio daya terhadap berat yang tinggi, efisiensi energi yang baik, dan kinerja optimal pada suhu tinggi.
Meski memiliki kelebihan, harga Li-ion masih menjadi tantangan dengan biaya mencapai 40-50 persen dari total harga mobil listrik.
2. Nickel-Metal Hydride
Baterai NiMH menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi, terutama digunakan pada kendaraan listrik hibrida (HEV).
Keunggulan utamanya adalah umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan Li-ion. Meskipun lebih mudah didaur ulang dan memiliki tingkat keamanan yang baik, NiMH memiliki kelemahan seperti biaya yang relatif tinggi, tingkat pelepasan daya sendiri yang tinggi, dan kemampuan menghasilkan panas yang signifikan.
3. Lead Acid
Baterai SLA (lead-acid) mungkin memiliki kapasitas lebih rendah dan berat lebih besar, namun, keunggulan harga yang terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi membuatnya masih relevan. Saat ini, pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk mobil listrik sedang dilakukan.
4. Solid-State
Inovasi terbaru, baterai solid-state, menggantikan elektrolit cair dengan elektrolit padat seperti gelas atau keramik.
Meskipun masih baru dalam industri mobil, baterai ini menjanjikan kepadatan energi yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kompak dibandingkan Li-ion tradisional.
Penggunaan baterai solid-state telah berhasil pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung dan teknologi RFID.
5. Nickel-Cadmium
Baterai Ni-Cd, meskipun memiliki kepadatan penyimpanan tinggi dan umur pakai yang baik, tidak lagi digunakan pada mobil listrik karena mengandung bahan beracun seperti kadmium.
6. Ultracapacitor
Ultracapacitor, meskipun memiliki luas permukaan besar untuk peningkatan kapasitas penyimpanan energi, mulai ditinggalkan karena adanya jenis baterai lain yang lebih efisien dalam hal performa, siklus hidup, dan harga.
7. Ternary Lithium-ion
Baterai Ternary lithium-ion (NMC) adalah salah satu pilihan paling populer untuk mobil listrik. Dengan kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal yang baik, dan biaya yang lebih rendah dibandingkan Li-ion lainnya, NMC juga mengandung nikel untuk meningkatkan kinerja baterai.
Salah satu contoh penggunaan NMC adalah pada Almaz Hybrid, dengan kapasitas baterai 1.8 kWh dan mampu menempuh jarak hingga 1.000 km dengan satu kali pengisian daya.
Dalam memilih baterai , penting untuk memahami karakteristik dan keunggulan masing-masing jenis.
(Saepul/Aak)