BANDUNG,TM.ID: Pada Rabu (1/11/2023) layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza, Palestina, kembali lumpuh setelah serangan dari Israel. Namun, siapa yang mampu memulihkan layanan ini hanya dalam waktu belasan jam?
Kejadian ini mengingatkan kita akan ketangguhan Paltel Group atau Paltel Communications, perusahaan telekomunikasi Palestina terbesar di Gaza. Bukan Elon Musk dengan Starlink, melainkan Paltel yang berhasil mengembalikan sambungan telekomunikasi di wilayah tersebut.
Sejarah dan Perkembangannya
Paltel bukanlah nama asing di telinga warga Palestina. Didirikan pada 1995 dan mulai melayani kebutuhan telekomunikasi pada 1999, menjadi salah satu tonggak sejarah komunikasi di Palestina. Sejarah ini ditandai dengan panggilan perdana dari mendiang Presiden Yasser Arafat, tokoh penting dalam perjuangan Palestina.
Paltel telah melewati berbagai tantangan sejak awal pendiriannya. Pada 2001, peralatan perusahaan disita oleh Pemerintah Israel, dan baru bisa beroperasi kembali pada 2005 setelah pengenalan peralatan baru dan pertukaran perangkat telepon.
Pada 2012, Paltel menjalin kerja sama dengan Turkiye Telekom International (TTI) untuk membangun jaringan telekomunikasi bawah laut pertama, menguatkan layanan internet di berbagai wilayah Palestina.
BACA JUGA: Hanya dengan Ponsel Huawei Hamas Bisa Tembus Keamanan Israel!
Perkembangan Terkini
Pada 2019, mereka meluncurkan layanan Fiber to the Home (FTTH) dengan teknologi serat optik, meningkatkan kecepatan dan kualitas layanan. Namun, saat ini menghadapi ujian berat. Serangan Israel di Jalur Gaza menyebabkan gangguan baik di layanan seluler maupun fixed broadband. Generator utama di Sheikh Radwan, Palestina, rusak, menyebabkan kendala dalam menyediakan layanan.
Meski menghadapi tantangan berat, Paltel tetap berkomitmen untuk memulihkan layanan internet dan komunikasi. Meskipun terjadi gangguan total, tim teknis Paltel sudah berada di lokasi untuk memastikan layanan segera kembali pulih.
“Pelanggan kami tetap terhubung,” kata perusahaan.
Tim teknis bekerja tanpa lelah, meskipun dalam kondisi sulit, untuk memastikan ketahanan layanan telekomunikasi di Palestina.
(Kaje/Usk)