BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kabar duka menyelimuti dunia musik Tanah Air. Ricky Siahaan, gitaris band rock legendaris Seringai, tutup usia di usia 48 tahun. Jenazah Ricky telah tiba di Indonesia dan disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat pada Kamis (24/4/2025) pukul 21.12 WIB, usai mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Kepada para wartawan, manajer Seringai, Wendi Putranto, menyampaikan kronologi lengkap meninggalnya sang gitaris. Ricky diketahui kolaps tepat setelah menyelesaikan konser penutup tur Seringai di Tokyo, Jepang, pada Sabtu malam (19/4/2025).
“Jadi almarhum ketika kejadian memang baru saja menuntaskan show yang terakhir, show yang menjadi penutup dari rangkaian tur Seringai di Jepang,” kata Wendi Putranto kepada wartawan di rumah duka.
Yang mengejutkan, saat kejadian Ricky Siahaan langsung mendapatkan pertolongan pertama dari pihak promotor, yang juga seorang dokter. Sayangnya, upaya penyelamatan itu tidak berhasil.
Baca Juga:
Dialami Ricky Siahaan Sebelum Manggung, Apa Penyebab Kolaps?
Mbok Yem Pemilik Warang di Gunung Lawu Meninggal Dunia, Ini Riwayat Penyakitnya!
Sempat Mendapat Pertolongan
“Almarhum sempat mendapatkan pertolongan pertama dari pihak promotor. Pihak promotor kami memang seorang dokter dan beliau yang melakukan upaya untuk melakukan penyelamatan terhadap Ricky di belakang panggung,” ucapnya.
Tak lama kemudian, Ricky dibawa ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulans. Namun nyawanya tak tertolong.
“Ricky dinyatakan wafat pukul 21.30 waktu Tokyo,” jelas Wendi.
Tim medis menyatakan penyebab meninggalnya adalah serangan jantung.
Yang membuat kepergian Ricky semakin menyedihkan adalah kenyataan bahwa ia sempat terlihat bugar sebelum konser berlangsung. Menurut Wendi, Ricky sangat menikmati tur kali ini.
“Ini merupakan serangan jantung yang kedua, yang pertama sudah lama, tahun 2014. Setelah serangan pertama, beliau sempat menggunakan ring, ada dua ring, setelah itu tidak ada apa-apa lagi,” ujarnya.
“Makanya yang mengagetkan kemarin adalah hanya lima menit setelah manggung situasinya masih sangat bahagia. Di konser terakhir tidak ada tanda-tanda beliau kecapekan,” lanjut Wendi.
Ricky dikenal sebagai sosok yang total dalam bermusik. Ia bukan hanya gitaris, tapi juga komposer dan produser dari karya-karya besar Seringai seperti High Octane Rock, Serigala Militia, Taring, dan Seperti Api.
Kariernya dimulai sejak 1995 bersama Desta Mahendra di band Chapter69, hingga kemudian mendirikan Seringai di tahun 2002 bersama Arian13, Khemod, dan Toan Sirait.
(Hafidah Rismayanti/Usk)