BANDUNG,TM.ID: Pada 31 Januari 1926 di Surabaya berdiri salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Beberapa kiai dari Jawa dan Madura mendirikannya, dipimpin oleh K.H. Wahab Hasbullah dan K.H. Hasyim Asy’ari, organisasi ini diberi nama Komite Hijaz. Lahirnya NU sebagai respons terhadap masalah keagamaan, peneguhan mazhab, dan tantangan kebangsaan serta sosial pada saat itu.
Nahdlatul Ulama berarti ‘Kebangkitan Ulama,’ berperan dalam mempertahankan praktik Islam tradisional dan juga dalam perjuangan kemerdekaan. Hizbullah adalah kelompok militer NU yang turut serta dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Mereka meyakini membela negara adalah fardhu ‘ain, sehingga rela mempertaruhkan nyawa atas dasar iman. Selain itu, NU aktif dalam pengembangan keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Hirarki Organisasi NU
NU memiliki struktur kepengurusan yang terorganisir. Struktur ini mencakup Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk tingkat nasional, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) untuk tingkat provinsi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk tingkat kabupaten/kota, dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk tingkat kecamatan.
BACA JUGA: Daftar Pesantren Terbesar di Indonesia, Al Zaytun Nomer Berapa?
NU dipimpin oleh KH Miftachul Akhyar sebagai Rais ‘Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum periode 2022-2026. Tidak hanya berperan di masa kemerdekaan saja tetapi juga melalui badan otonomnya. Badan otonom NU terbagi berdasarkan usia, kelompok masyarakat, profesi, dan kekhususan lainnya.
Antara lain, Gerakan Pemuda Ansor/GP Ansor, Muslimat, Fatayat, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama/IPNU, dan lainnya. Badan otonom ini berdiri sebagai ekstensi NU untuk melayani kebutuhan masyarakat dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
(Kaje/Usk)