JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Bagi yang sedang mencari mobil diesel bekas yang terkenal bandel dan tahan lama untuk kebutuhan harian atau usaha, Isuzu Panther mungkin menjadi salah satu pilihannya.
Walau secara resmi produksinya telah dihentikan, tetapi MPV legendaris ini masih menemui pengguna setianya dan tempat spesial di pasar mobil bekas. Bahkan dalam tahun 2025, mobil yang dulu dijuluki “Rajanya Diesel” ini masih menunjukkan performa stabil di segmen mobil seken. Apa yang membuatnya tetap eksis?
Berikut ulasan mengenai kondisi pasar mobil bekas Isuzu Panther dan alasan mengapa kendaraan ini masih bertahan di tengah gempuran model-model baru.
Kemunculan Pertama Isuzu Panther 2025
Pertama kali meluncur di Indonesia pada awal tahun 1990-an, Isuzu Panther hadir sebagai MPV dengan sistem penggerak roda belakang dan mesin diesel.
Karakter utama yang melekat pada mobil ini adalah efisiensi bahan bakar, kekuatan rangka, dan daya tahan tinggi. Tak heran jika kendaraan ini banyak digunakan di berbagai daerah sebagai mobil operasional keluarga atau bisnis.
BACA JUGA:
5 Varian Isuzu Panther Paling Banyak Dicari di 2024
Tips Modifikasi Kijang Super Enak Luar Dalam, Ini yang Perlu Diganti
Meski produksinya telah dihentikan oleh pihak Isuzu Indonesia, unit bekas Panther masih banyak ditemukan di pasaran. Fakta ini mengindikasikan bahwa minat terhadap mobil ini belum surut. Salah satu alasannya adalah reputasinya sebagai mobil yang jarang bermasalah dan punya biaya perawatan yang cukup rasional.
Kualitas Mesin Terjamin
Salah satu keunggulan utama Panther terletak pada mesinnya. Mobil ini dibekali mesin diesel 2.5 liter yang terkenal tahan lama dan mudah dalam hal perawatan. Banyak pengguna menyebutnya sebagai “mesin sejuta umat” karena kemudahan mendapatkan suku cadang dan kemampuan mesin yang sudah terbukti di berbagai kondisi.
Mesin tersebut memang tidak didesain untuk performa tinggi, namun sangat ideal untuk penggunaan jarak jauh dan membawa beban berat. Asalkan dirawat dengan benar, usia mesin ini bisa mencapai ratusan ribu kilometer tanpa kendala besar.
Perlu diperhatikan bahwa Panther belum mengadopsi teknologi common rail seperti mobil diesel modern, sehingga tingkat emisi dan getarannya sedikit lebih tinggi. Namun, bagi pengguna yang lebih memprioritaskan ketahanan dan efisiensi, hal ini bukan menjadi penghalang.
Efisiensi Bahan Bakar dan Biaya Operasional
Dari sisi konsumsi bahan bakar, Panther dikenal hemat, terutama untuk kelas MPV bermesin diesel. Penggunaan normal dan perawatan berkala akan menjaga konsumsi BBM tetap efisien. Namun, hasil ini bisa bervariasi tergantung kondisi mesin dan cara mengemudi.
Selain bahan bakar, ada hal lain yang patut diperhitungkan seperti pajak tahunan dan servis rutin. Karena mesinnya berkapasitas lebih dari 2.000 cc dan menggunakan bahan bakar solar, biaya pajaknya sedikit lebih tinggi dibanding MPV kecil berbahan bakar bensin. Tapi karena termasuk mobil lawas, nilai pajaknya masih dalam kategori wajar.
Untuk perawatan, Panther memiliki keunggulan karena struktur mesinnya tidak rumit. Banyak bengkel umum yang memahami sistem mesinnya, dan komponen pengganti baik original maupun aftermarket masih mudah ditemukan.
Jika dibandingkan dengan MPV keluaran baru, interior Panther memang terlihat sederhana. Namun, aspek fungsionalitas tetap terjaga. Varian seperti Touring umumnya sudah dilengkapi fitur seperti AC double blower, sistem audio, dan jok yang lebih nyaman.
Mengingat usianya, penting untuk memeriksa kondisi kabin sebelum memutuskan membeli unit bekas. Area seperti dashboard, plafon, serta sistem pendingin udara sebaiknya dicek secara menyeluruh.
Kabar baiknya, banyak bengkel spesialis yang menyediakan layanan restorasi interior Panther dengan biaya yang masih bersahabat.
(Saepul)