BANDUNG, SUAR MAHASISWA AWARDS — Tahukah kamu bahwa membaca satu buku bisa membuka seribu jendela pengetahuan? Di tengah derasnya arus informasi dan perkembangan teknologi saat ini, kita justru semakin dituntut untuk menjadi pribadi yang literat—bukan hanya bisa membaca, tetapi mampu memahami, berpikir kritis, dan mengambil keputusan secara bijak. Literasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan!
Literasi bukan hanya tentang membaca buku di perpustakaan. Literasi adalah kemampuan untuk memahami pesan, menyaring informasi, menyampaikan ide, dan menggunakan pengetahuan dalam kehidupan nyata. Literasi juga mencakup kemampuan berpikir jernih, membedakan fakta dan opini, serta memahami perbedaan perspektif.
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, literasi bukan lagi sekadar kemampuan membaca dan menulis. Literasi telah berkembang menjadi keterampilan dasar yang mencakup kemampuan berpikir kritis, memahami informasi, menyaring berita palsu, serta berkomunikasi secara efektif.
Sayangnya, tingkat literasi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, masih memerlukan perhatian serius. Literasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Literasi tidak hanya terbatas pada teks, tetapi juga mencakup literasi digital, literasi media, literasi numerasi, hingga literasi finansial.
Mengapa Literasi Itu Penting?
Seseorang dengan kemampuan literasi yang baik akan lebih mudah memahami pelajaran, berpikir logis, dan mengekspresikan pendapat. Literasi menjadi fondasi dalam seluruh proses pembelajaran. Literasi membantu individu untuk tidak mudah percaya pada informasi yang menyesatkan atau hoaks. Mereka akan terbiasa memverifikasi sumber, menganalisis isi, dan mengambil kesimpulan secara objektif.
Warga negara yang literat akan lebih aktif dalam kehidupan sosial dan politik. Mereka memahami hak dan kewajiban, serta dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan secara rasional. Di dunia kerja, kemampuan membaca instruksi, memahami data, menulis laporan, dan berkomunikasi efektif sangat dibutuhkan. Literasi menjadi keterampilan penting dalam dunia profesional. Literasi menciptakan budaya membaca dan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini mendorong seseorang untuk terus belajar, berkembang, dan beradaptasi dalam berbagai situasi.
Menurut berbagai survei internasional seperti PISA (Programme for International Student Assessment), tingkat literasi siswa Indonesia masih tergolong rendah. Banyak faktor yang memengaruhi, antara lain akses buku yang terbatas, kurangnya budaya membaca di lingkungan keluarga, dan dominasi media digital yang tidak selalu mendidik.
Mari Jadi Generasi yang Literat!
Bayangkan jika seluruh anak muda Indonesia gemar membaca, aktif berpikir, dan cakap menulis, negara ini akan dipenuhi oleh generasi hebat yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bijaksana dan berintegritas.
Apasih peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat?
Peningkatan literasi tidak bisa hanya dibebankan pada sekolah. Keluarga memiliki peran penting dalam menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini. Masyarakat dan pemerintah juga harus mendukung dengan menyediakan fasilitas umum seperti taman bacaan, perpustakaan, dan program literasi.
Literasi adalah kunci kemajuan sebuah bangsa. Masyarakat yang literat adalah masyarakat yang cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama membangun budaya literasi mulai dari lingkungan terkecil: keluarga dan sekolah. Karena masa depan bangsa ditentukan oleh sejauh mana warganya mampu memahami dan mengelola informasi secara bijak.
Ayo, kita nyalakan semangat literasi!
“Buka Buku, Buka Dunia. Buka Satu Halaman, Buka Sejuta Peluang” Ayo! budayakan membaca, satu buku sehari, satu juta ide menanti!
(Siti Daniah/Universitas Indonesia Membangun)