BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, menyoroti pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) terkait tagar #KaburAjaDulu yang tengah viral di media sosial.
Mahfud menilai tanggapan Noel menunjukkan kurangnya empati terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Dalam kanal YouTube pribadinya, Mahfud MD mengomentari kemunculan tagar tersebut. Menurutnya, #KaburAjaDulu seharusnya dimaknai sebagai kritik konstruktif bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem birokrasi di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa tagar ini mencerminkan keinginan warga negara Indonesia (WNI) mencari keadilan yang sulit diperoleh di Tanah Air.
“Oleh sebab itu, harus dimaknai begini, #KaburAjaDulu itu ya orang mencari keadilan yang susah di dalam negeri,” ujar Mahfud, dikutip Rabu (19/2/2025).
“Jangan dijawab dengan mengatakan ‘ya sudah kabur aja, nggak usah kembali, mau ngapain lu’. Itu pernyataan atau jawaban yang sangat jahat!” tambah Mahfud.
Mahfud juga menilai munculnya tagar tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kesabaran dan memilih tidak menggunakan jalur kekerasan atau pemberontakan terhadap pemerintah, meskipun kondisi di dalam negeri dinilai tidak memadai.
“Di negeri lain, diusir pemerintahannya. Di Suriah, di Tunisia, diusir semua,” ujarnya.
BACA JUGA:
Respons Wamenaker Immanuel Ebenezer
Sebelumnya, Wamenaker Immanuel Ebenezer menanggapi tagar #KaburAjaDulu dengan santai. Ia mempersilakan WNI yang ingin berkarier di luar negeri untuk tidak kembali ke Indonesia.
“Mau kabur, kabur sajalah. Kalau perlu jangan balik lagi,” ungkap Noel di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Jakarta, Senin (17/2/2025), seraya tertawa.
Noel menegaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan tidak memedulikan tagar atau seruan tersebut.
“Hashtag-hashtag enggak apa-apalah, masa hashtag kita peduliin,” ujarnya.
Tagar #KaburAjaDulu menjadi tren di media sosial sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di dalam negeri.
Fenomena ini mencerminkan keresahan generasi muda Indonesia terhadap tantangan yang mereka hadapi dan keinginan untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri.
(Virdiya/Budis)