BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Desa Pa’jukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai sentra penghasil rumput laut berkualitas, khususnya jenis Kappaphycus alvarezii.
Selama ini, sebagian besar hasil panen dijual dalam bentuk mentah, sehingga potensi ekonominya belum tergarap maksimal.
Melihat peluang tersebut, mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Gelombang 114 berinisiatif melakukan inovasi.
Ince Ayu Dewi Puspita, mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, mengolah rumput laut menjadi puding sehat bernilai jual tinggi.
Program ini menggandeng kelompok ibu-ibu setempat untuk belajar langsung proses pengolahan rumput laut menjadi produk pangan yang inovatif dan bergizi.
“Selama ini rumput laut hanya dijual mentah. Dengan mengolahnya menjadi puding, masyarakat bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang berpotensi menarik pasar lokal maupun nasional,” kata Ince.
Tahapan pembuatan puding dimulai dari pembersihan bahan baku, perebusan, ekstraksi gel, pencampuran dengan bahan alami, hingga pencetakan menjadi puding siap saji.
Produk ini memiliki tekstur lembut, rasa lezat, dan kaya manfaat kesehatan, seperti serat, kalsium, magnesium, serta senyawa bioaktif yang baik untuk pencernaan dan metabolisme tubuh.
Baca Juga:
“Bawal Cipanjalu”: Inovasi Mahasiswa UHS Ubah Waluh Siam Jadi Cemilan Balado Bernilai Tinggi
Celup Puting Daun Sirih, Inovasi Mahasiswa IPB untuk Peternak Sapi Perah
Melalui inovasi ini, masyarakat Pa’jukukang diharapkan tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga mampu menjadi produsen produk olahan rumput laut dengan daya saing tinggi.
Potensi ini diyakini dapat membuka peluang usaha baru, meningkatkan pendapatan warga, sekaligus memperkenalkan kuliner khas berbasis rumput laut dari Sulawesi Selatan ke tingkat nasional.
(Virdiya/Budis)