BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Tim Tanikan berhasil meraih juara pertama pada ajang Impactpreneur Challenge dalam rangkaian Sunda Karsa Fest: Karya Kreatif Jawa Barat x West Java Sharia Economic Festival 2025.
Tim Tanikan beranggotakan Muhammad Abdillah Putra Alfera (Manajemen, 2023), Muhammad Zidni Alkindi (Sistem dan Teknologi Informasi, 2023), Yolanda Victoria Hailitik (Manajemen, 2023), dan Cantika Damayanti Putri Wardhani (Mikrobiologi, 2023). Kompetisi ini digelar oleh Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan HIPMI Kota Bandung serta ITB, mengusung tagline “Creating the Better World Through Sustainable Enterprise”.
Inovasi Solusi untuk Petani Ikan
Tim Tanikan menilai, budidaya akuakultur semakin penting di tengah pertumbuhan penduduk dan menurunnya hasil tangkap ikan laut. Salah satu metode populer adalah bioflok, namun metode ini memiliki risiko kegagalan tinggi, misalnya ketika aerator mati pada malam hari dan tidak ada sistem pemantauan otomatis.
“Kami melihat langsung kasus di lapangan. Salah satu yang membekas adalah pengalaman Kang Iqbal di Bandung. Dalam tiga bulan, ia dua kali kehilangan 200 kilogram ikan hanya karena masalah aerasi. Dari situ kami sadar, perlu ada solusi teknologi agar kerugian semacam ini tidak berulang,” jelas Zidni.
Dari permasalahan itu, lahirlah inovasi FishCam dan FishEdu. FishCam merupakan teknologi monitoring otomatis berbasis sensor dan kamera, sedangkan FishEdu adalah sistem edukasi digital interaktif. Teknologi ini memungkinkan peringatan real-time saat kadar oksigen turun atau perilaku ikan tidak normal, sekaligus memberikan pelatihan praktis melalui modul dan simulasi digital. Selain itu, mereka mengembangkan auto-aerator berbasis data yang mampu menghemat energi tanpa mengorbankan keselamatan ikan.
Tantangan dan Perjuangan di Lapangan
Perjalanan Tim Tanikan tidak mudah. Tantangan terbesar adalah meyakinkan petani untuk beralih dari metode konvensional ke teknologi digital. Selain itu, mereka juga harus memastikan teknologi dapat bertahan di kondisi ekstrem, mulai dari gangguan listrik hingga kualitas air yang tidak stabil.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tim melakukan uji coba langsung di lapangan dan menawarkan masa trial gratis agar petani bisa merasakan manfaat teknologi sebelum berkomitmen.
Kesuksesan Tim Tanikan lahir dari kolaborasi lintas disiplin ilmu. Abdillah dan Yolanda dari jurusan Manajemen berfokus pada pengembangan model bisnis dan strategi pasar. Cantika dari Mikrobiologi mendalami aspek riset serta operasional bioflok. Sementara Zidni dari Sistem dan Teknologi Informasi menggarap kelayakan sekaligus membangun solusi teknologinya.
“Kami tidak hanya mengandalkan ide kuat, tapi juga kerja sama lintas bidang yang saling melengkapi. Itulah kekuatan terbesar tim ini,” kata Yolanda.
Baca Juga:
McLaren: Inovasi Perlu, Tapi Jangan Hilangkan DNA Balapan F1
Celup Puting Daun Sirih, Inovasi Mahasiswa IPB untuk Peternak Sapi Perah
Kemenangan ini bukan hasil instan, melainkan buah dari enam bulan perjuangan penuh tantangan. Meski menghadapi banyak hambatan, semangat mereka tak pernah padam.
“Teruslah melangkah sampai kamu lupa sudah sejauh apa berjalan. Kalau sudah memulai, jangan berhenti di tengah. Karena pemenang sejati adalah mereka yang bertahan sampai akhir,” pungkas Yolanda.
(Virdiya/Dist)