JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi nilai ekspor hilirisasi nikel Indonesia bisa mencapai US$ 70 miliar atau Rp1.140 triliun (asumsi kurs Rp 15.295 per US$) pada tahun 2030.
Luhut mengatakan, tren nilai ekspor nikel RI diperkirakan akan semakin meningkat tiap tahunnnya, terutama dengan pengobalahan nikel lebih lanjut,hingga hilirisasi sampai menghasilkan precursor katoda.
“Tahun lalu kita ekspor hamper US$ 40 billion, tahun 2030 dengan turunannya (nikel) sampai pada precursor cathode, semua itu mobil Listrik kita akan busa ekspor US$ 70 billion,” kata Luhut di Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Luhut menilai bahwa Indonesia akan terus mendapatkan nilai tambah dari proses hilirisasi, khususnya pada komoditas nikel di dalam negeri. Hal itu dibuktikan dengan hasil ekspor nikel mentah berbentuk biji hanya US$ 4 miliar sebelum akhirnya pemerintah menghentikan bijih mineral sejak 2020.
BACA JUGA: Izin Tambang NU Masuk Proses Administrasi ESDM
“Jadi pertumbuhan hilirisasi sumber daya alam harus lanjut dan ini contoh hilirisasi penting.Angka ini menunjukkan dulu kita ekspor nikel ore hanya US$2 miliar,” jelasnya.
Lanjutnya, Indonesia akan mengarah pada hilirisasi komoditas rumput laut yang dinilai akan memberikan keuntungan yang lebih besar lagi bagi Indonesia.
“Kita belum bicara tadi mengenai seaweed.seaweed ini jadi kita negara terbesar di dunia sampai seperti nikel, seperti nikel ore,” pungkasnya.
(Agus Irawan/Usk)