BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pebalap Honda, Luca Marini, menyuarakan kritik terhadap format balapan Sprint di MotoGP yang menurutnya kini semakin kehilangan daya tarik.
Dalam komentarnya usai balapan Sprint MotoGP Spanyol, Marini menilai bahwa risiko tinggi yang dihadapi pembalap tidak sebanding dengan jumlah poin yang ditawarkan.
Balapan Sprint Spanyol menjadi contoh ekstrem dari minimnya aksi menyalip, di mana sepuluh pembalap teratas finis di posisi yang sama seperti di lap kedua.
Situasi serupa juga terjadi di Buriram, Termas, COTA, dan Qatar, di mana posisi podium tak mengalami perubahan sejak awal balapan.
“Saya pikir para pebalap sekarang sudah terbiasa dengan Sprint. Mereka sadar bahwa risikonya sangat besar, sementara poin yang diperebutkan tidak terlalu berarti. Tahun lalu, Pecco (Bagnaia) kehilangan kejuaraan karena kecelakaan di balapan Sprint. Itu menjadi pelajaran bagi semua orang,” ujar Marini kepada media, dikutip Minggu (3/5/2025).
Marini menilai, banyak pebalap kini lebih memilih bermain aman ketimbang mengambil risiko besar demi meraih tambahan satu poin yang belum tentu menentukan.
Baca Juga:
Cidera di MotoGP Jerez, Franco Morbidelli Hadapi Ancaman Serius
Ia juga menyoroti bahwa insiden di Sprint dapat berdampak buruk terhadap performa di balapan utama, karena hilangnya data penting yang dibutuhkan tim.
Selain itu, sistem penalti yang semakin ketat turut membuat pembalap berpikir dua kali sebelum melakukan manuver agresif.
“Untuk penalti yang kami terima, jika kami melakukan sesuatu yang gila, itu membuat semua pembalap jadi lebih tenang,” lanjutnya.
Meski mengapresiasi upaya Dorna, IRTA, dan Komisi Keselamatan dalam menjaga keselamatan dan kualitas tontonan, Marini menyarankan agar Sprint diberikan poin penuh agar lebih menarik.
“Poin penuh untuk Sprint pasti akan menarik,” kata pebalap asal Italia itu.
(Budis)