BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Liam Lawson tak lagi mengisi kursi utama di Red Bull Racing. Hanya dua balapan diberi kesempatan mendampingi Max Verstappen, dan kemudian digantikan oleh Yuki Tsunoda.
Banyak yang menyebut keputusan itu memukul mental sang pembalap muda asal Selandia Baru. Namun, Lawson menepis semua asumsi itu dengan nada tegas dan penuh ketenangan.
“Tidak ada yang berubah secara mental. Saya tetap merasa seperti saya yang dulu,” kata Lawson.
Setelah dipindahkan ke tim satelit Racing Bulls, performa Lawson memang belum menyala. Hingga paruh musim, ia baru mengumpulkan 12 poin, jauh dari ekspektasi banyak pihak. Tapi bagi Lawson, hasil di lintasan tidak otomatis mencerminkan keteguhan batin.
Dalam wawancara terbarunya, Lawson membuka diri soal tekanan besar yang ia hadapi sejak awal musim. Ia menekankan bahwa dua balapan pertama yang belum membuahkan hasil bukan alasan untuk meragukan kepercayaan dirinya.
“Saya membaca spekulasi soal mental saya terganggu. Tapi saya ingin tegaskan, itu tidak benar. Sejak awal musim, saya tetap dengan pola pikir yang sama,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa perpindahan tim dan adaptasi ke lingkungan baru, termasuk perjalanan ke Jepang untuk keperluan promosi dan simulasi, membuat ritme awal musimnya tidak ideal. Namun bukan berarti ia terpuruk.
“Kalau enam bulan berlalu dan hasil saya tetap buruk, mungkin saat itu saya akan mempertanyakan kepercayaan diri saya. Tapi untuk sekarang? Tidak,” ujarnya.
F1 adalah dunia keras di mana keputusan besar bisa datang cepat, kadang tidak adil, dan sering kali emosional. Di tengah badai kritik dan perubahan mendadak, sikap Liam Lawson menunjukkan bahwa daya tahan mental adalah aset yang tak kalah penting dari kecepatan di tikungan tajam.
Ia mungkin belum menorehkan hasil gemilang bersama Racing Bulls, tapi ia tidak runtuh secara mental dan itu membuatnya tetap dalam radar F1 sebagai pembalap dengan karakter kuat.
(Budis)