BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Libur panjang Iduladha 1446 H ternyata tidak mendongkrak kunjungan wisata ke Kota Bandung secara signifikan. Meski sempat mengalami lonjakan singkat, tren kunjungan wisatawan cenderung stagnan bahkan menurun di hari-hari berikutnya.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung, Arief Bonafianto, menyebut peningkatan wisatawan hanya terasa pada hari Sabtu (8/6/2025), sementara malam takbiran dan hari H Iduladha terbilang sepi.
“Pada malam takbiran, tingkat kunjungan hanya sekitar 25–30 persen. Hari H naik ke 50–55 persen, dan baru hari Sabtu mencapai puncak dengan kunjungan sekitar 91,5 persen,” kata Arief Bonafianto saat dikonfirmasi, Senin (9/6/2025).
Sayangnya, lonjakan tersebut tak bertahan lama. Pada Minggu, angka kunjungan anjlok kembali ke sekitar 25–30 persen, dan tak menunjukkan pemulihan hingga Senin malam, meski libur nasional masih berlangsung.
Baca Juga:
Wali Kota Bandung Tegaskan Pengisian Jabatan Kosong di Pemkot Bandung Terus Berjalan
Prakiraan Cuaca Kota Bandung dan Wilayah Sekitarnya 8 Juni 2025
Menurutnya, kondisi tersebut disebabkan sejumlah faktor, salah satunya adalah perubahan pola wisata masyarakat.
“Kami mendapat laporan bahwa destinasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur justru lebih padat. Wisatawan, terutama dari kalangan non-muslim, tampaknya memanfaatkan libur panjang untuk perjalanan yang lebih jauh dan panjang,” ucapnya.
Fenomena ini juga tercermin pada tingkat okupansi hotel di Kota Bandung. Keterisian kamar pada malam takbiran hanya 30 persen, meningkat sedikit di hari H menjadi 40–50 persen, dan melonjak pada Sabtu hingga 91 persen. Namun, pada Minggu, angka tersebut kembali merosot sekitar 25 persen.
“Ini menunjukkan wisatawan yang datang ke Bandung lebih banyak yang melakukan short getaway, kemungkinan besar dari Jakarta dan sekitarnya,” ujarnya.
Selain itu, Arief menilai kondisi ekonomi nasional turut menjadi faktor utama. Ketidakpastian ekonomi membuat masyarakat menahan diri dalam pengeluaran non-esensial.
“Efisiensi itu ada, tapi faktor dominannya adalah ekonomi yang belum stabil di tahun 2025. Banyak orang memilih menabung daripada berlibur,” katanya.
Selain itu, momen libur panjang kali ini berdekatan dengan tahun ajaran baru. Menurutnya, banyak keluarga memilih memprioritaskan anggaran untuk kebutuhan sekolah anak.
“Kalau dilihat trennya, kemungkinan masyarakat baru akan berlibur lagi saat libur sekolah di bulan Juli,” pungkasnya. (Kyy/_Usk)