BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komisi IX DPR RI menyoroti, nasib 11 warga Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban TPPO. Mereka disekap oleh jaringan mafia perdagangan orang di Myanmar.
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengharapkan, pemerintah Indonesia menyelamatan para korban. Terlebih, 11 warga Sukabumi itu diinformasikan, disekap di wilayah konflik Myawaddy.
“Mereka awalnya berniat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kondisi mereka sudah sangat mengkhawatirkan sehingga Pemerintah harus segera menyelamatkan mereka,” kata Rahmad dalam keterangan persnya, dikutip Sabtu (14/9/2024).
Rahmad menjelaskan, 11 warga Sukabumi yang menjadi korban TPPO itu juga dijanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di Thailand. Sesampainya di Thailand, para WNI itu justru dijebak dan dipaksa bekerja di bawah ancaman di wilayah konflik Myanmar.
“Berdasarkan keterangan dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), jumlah korban TPPO dalam kasus ini kemungkinan bertambah. Tak hanya berasal dari Sukabumi, tapi juga dari berbagai daerah seperti dari Bandung hingga Bangka Belitung,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Rahmat menegaskan, pemerintah Indonesia harus berusaha lebih keras dalam menyelamatkan para WNI tersebut. Mengingat, wilayah Myawaddy, merupakan lokasi konflik bersenjata dan saat ini dikuasai pemberontak.
“Negara harus melakukan upaya lebih, Kemenaker, BP2MI, bersama Kemenlu yang diwakilkan oleh pihak KBRI bekerja sama dengan TNI/Polri. Dapat menggandeng Interpol untuk membantu pembebasan warga kita,” ujarnya.
Diketahui, kasus TPPO viral berawal dari rekaman video yang dikirimkan oleh salah satu korban bernama Samsul (39). Ia sempat mengirim titik lokasi terakhir dirinya kepada keluarga di Sukabumi via aplikasi pesan.
BACA JUGA: Viral, Video Penyekapan dan Penyiksaan Diduga Dilakukan Oknum TNI
Pesan itu dikirim pada akhir Agustus 2024 lalu hingga akhirnya keluarga korban membuat laporan ke pihak berwajib. Kemudian viral juga di media sosial sebuah video amatir yang memperlihatkan beberapa pria dalam sebuah ruangan.
Mereka mengaku disekap di Myanmar setelah menjadi korban TPPO dan berharap pertolongan dari Pemerintah. Mereka bekerja sebagai admin judi online dan dipaksa bekerja selama 15 jam tanpa gaji.
(Usk)