Legenda Topeng Emas Kematian Bogor, Bagian II

Artefak Topeng Emas Situs Pasir Angin ditemukan di sektor VIll kotak ekskavasi dalam penggalian tahun 1973. (Foto: Masnurdiansyah)

Bagikan

Misteri Jejak Artefak Prasejarah dari Tanah Pasir Angin

 

BOGOR,TM.ID: Sang Tlaloc menurunkan hujannya dengan deras, mengoroyok pohon besar nan tua dan menghujam tanah berumput hijau.

Lamunan di bawah guyuran hujan terpecah oleh suara katak yang sedang berpesta, mereka sahut menyahut seolah bersyukur kalau tuhan menurunkan berkahnya untuk makhluk hidup di muka bumi.

Kerutan Topeng Emas masih menyelimuti rasa penasaran, tentang apa fungsinya dan berada di mana artefak itu kini berada?

Koordintaor Juru Pelestari di Kabupaten Bogor, Isak Tumetir mengungkapkan apa fungsi dari Topeng yang dibuat dari emas berlapis 24 karat tersebut.

“Jadi ketika ekskavasi dari tahun 1971 sampai tahun 1975, ada rehat dulu dan dilanjut 1999 sampai 2003. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog menghasilkan beberapa benda, dan artefak masterpis adalah Topeng Emas,” jelas Isak kepada teropongmedia.id.

Topeng Emas. (Foto: Dok. Penelitian)

“Berdasarkan dari hasil penelitian lanjutan, Topeng Emas dulu digunakan untuk menutupi wajah dari jenazah, katanya untuk orang dari kasta tertinggi, dari tokoh masyarakat, tokoh adat atau dari kalangan tertentu yang elit di masa lalu. Dan itu hanya digunakan pada jenazah,” lanjutnya.

BACA JUGA: Legenda Topeng Emas Kematian Bogor, Bagian I

Berdasarkan dari penelitian arkeolog, petunjuk Topeng Emas sebagai penutup wajah jenazah karena dari cirinya yang tidak memiliki lobang mata dan lobang hidung.

“Tidak ada lobang mata dan hidung, dan beberapa ahli ketika itu menyatakan kalau topeng itu untuk kematian,” ungkapnya.

Topeng Emas milik masyarakat Purbakala Pasir Angin di Pesisir Cianteun tercipta sekitar 3.000 tahun Sebelum Masehi (SM) hingga 1.000 tahun Sebelum Masehi (SM), diperoleh dari hasil eskavasi tahun 1973.

“Topeng Emas itu dahulunya dipakai untuk keperluan ritual atau tepatnya sebagai sesajen. Karena berbarengan dengan temuan topeng emasnya, disekitar galiannya juga ditemui banyak benda benda yang biasa digunakan untuk keperluan sesajen,” kata Isak.

Isak mengungkapkan ketika ditemukan, topeng tersebut masih memiliki warna yang utuh disertai dengan keriput karena mendapatkan tekanan ketika terkubur dalam waktu yang lama di dalam tanah.

“Topeng Emas tidak terlalu tebal. Karena berdasarkan penelitian dari hasil uji laboratorium ada alat uji kadar emas, untuk memastikan dan menentukan unsur itu. Memang mengandung unsur emas 24 karat,” jelasnya.

Topeng Emas difungsikan untuk keperluan ritual oleh masyarakat di zamannya. Ukuran topeng sama dengan wajah manusia dewasa, yakni 18×15 cm. Mereka yang pernah hidup di zaman ribuan tahun silam menganggap, perlu ada persembahan dari benda yang terbuat dari logam mulia atau emas.

Artefak Topeng Emas di Situs Pasir Angin ditemukan di sektor VIll kotak ekskavasi dalam penggalian tahun 1973. (Foto: Masnurdiansyah)

“Benda itu ditemukan dengan benda-benda yang lain dekat batu besar untuk pusat ritual, yang dikenal dengan nama monolit atau menhir,” terangnya.

Kata dia memang di sekitar wilayah Situs Pasir Angin ada beberapa area yang memiliki kandungan logam mulia.

“Bagi arkeolog ini sebagai masterpis dengan temuan yang paling unik dan menarik di lokasi ini. Bagi para peneliti Topeng Emas itu sangat penting sekali dengan latar belakang yang sangat tua,” katanya.

Hal itu pun menjadi tanda kalau zaman tersebut sudah mengenal logam dengan alur kehidupan yang dinilai sudah maju. Artinya bisa saja manusia yang hidup saat itu memang sudah paham dengan konsep kehidupan, paham dengan alam sekitar dan paham dengan sebuah proses apapun.

Sempat ada isu yang menyebutkan kalau Topeng Emas dinyatakan hilang. Lantas benarkah demikian?

Secara tegas Isak mengatakan, jika topeng yang terbuat dari emas murni 24 karat itu berada di tempat aman. Pihak Puslitarkenas ketika itu berinisiatif untuk memboyongnya ke Jakarta ketika ditemukan.

Alasannya demi keamanan dan menjaga benda bersejarah itu, supaya tidak hilang dan terhindar dari tangan pencuri.

“Dari informasi yang saya dapatkan memang Topeng Emas itu berada di Puslitarkenas atau yang dikenal sekarang BRIN. Ada di sana katanya dalam brankas,” tegasnya.

Sejujurnya pihak dari Situs Pasir Angin memang sangat menginginkan supaya Topeng Emas itu bisa kembali ditempatkan di museum Pasir Angin, hanya saja masalah resiko menjadi pertimbangan.

“Namun karena resiko keamanannya yang cukup tinggi, sehingga kami tidak mungkin mampu menjaga keamanannya,” begitu kata dia.

Kendati demikian masih banyak yang belum terungkap sisi lain dari Topeng Emas yang ditemukan di Kabupaten Bogor. Sejauh ini literasi tentang seluk beluk secara rinci masih belum ada penjelasan lebih jauh.

Sementara itu dalam sebuah laporan yang didapat, Situs Pasir Angin yang terletak di Pulau Jawa bagian barat memang banyak menyimpan artefak berasal dari bahan logam perunggu.

Perunggu di situs ini ditemukan dalam konteksnya sebagai sarana atau perlengkapan pemujaan arwah leluhur. Konteks tersebut juga menunjukkan bahwa Perunggu pada pada masa itu dianggap sebagai barang mewah, dan diduga komunitas Pasir Angin pertama kalinya mengenal barang dari bahan logam yang merupakan hasil teknologi tinggi.

BACA JUGA: Sejarah Perlawanan Dibalik Pemaknaan Rokok Kretek

Di situs ini tidak ditemukan sisa-sisa produksi perunggu. Jadi muncul dugaan, kalau artefak perunggu bukan produksi lokal, melainkan didatangkan dari wilayah yang surplus benda tersebut dan bagaimana persebarannya.

Melaui analisis metalografi bisa diketahui, bahwa benda perunggu di situs Pasir Angin memiliki persaman teknik pembuatan dengan benda perunggu Dong Son. Di samping itu adanya jejak-jejak pelayaran dan aktivitas perniagaan yang pernah berlangsung antara Cina, dalam hal ini Dong Son dengan Indonesia turut memperkuat dugaan benda perunggu berasal dari wilayah tersebut.

Dengan demikian situs Pasir Angin menjadi wilayah strategis yang melahirkan peradaban awal pemanfaatan teknologi tinggi. Temuan benda perunggu di situs tersebut turut memperkuat dugaan, jika wilayah Jawa sudah masuk dalam jaringan Internasional sejak masa perundagian.

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Paula Verhoeven
Paula Verhoeven Ajak Kiano Bermain di Playground
Rieke Diah Pitaloka
Rieke Diah Pitaloka Desak KPPU Rilis Data Impor Gula 10 Tahun Terakhir
Metode belajar matematika anak paud
Seperti Apa Metode Belajar Matematika untuk Anak PAUD?
Eks Asisten Paula
Eks Asisten Bongkar Tabiat Paula Verhoeven Soal Bon Belanja
Direktur Utama (Dirut) PT LEN Industri (Persero) Bobby Rasyidin, Mobil Maung Pindad
5.000 Unit Mobil Maung Ditarget Rampung Akhir Tahun Ini
Berita Lainnya

1

Cek Fakta : Kloning Babi dan Sapi di China?

2

Sampah Makanan Bergizi Gratis akan Diolah jadi Pupuk

3

Bikin Macet, Paku Bumi Jatuh di Jalan Buah Batu - Soekarno Hatta Bandung

4

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

5

CSIIS Ungkap Tom Lembong Penghancur Industri Gula Nasional
Headline
AMSI Jabar Pelatihan Cek Fakta 1
Amsi Jabar Gelar Pelatihan Cek Fakta, Hindari Menguatnya Mis-informasi Jelang Pilkada
Jorge Martin Kuasai Sirkuit Phillip Island
Jadi yang Tercepat di Sirkuit Sepang, Jorge Martin OTW Juara MotoGP 2024
timnas Indonesia
27 Pemain Timnas Indonesia Dipanggil Jelang Laga Versus Jepang dan Arab Saudi, 2 Pemain Absen
Siklon Tropis Penyebab Suhu Panas Meningkat
BMKG Sebut Siklon Tropis Penyebab Suhu Panas Meningkat