BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jagat internasional kembali dibuat heboh oleh pasukan Israel yang menyerbu dan menculik para relawan yang berada di atas kapal Madleen, kapal kemanusiaan yang tengah membawa bantuan ke Gaza, Palestina pada Minggu (8/6/2025).
Dilansir dari Anadolu dan Antara, insiden ini dikonfirmasi oleh Koalisi Freedom Flotilla, organisasi internasional yang menyelenggarakan misi bantuan tersebut.
“SOS! Para relawan di kapal ‘Madleen’ telah diculik pasukan Israel,” tulis pernyataan resmi Freedom Flotilla Coalition (FFC) melalui saluran Telegram mereka, Senin (9/6/2025).
Disergap Saat Masih di Laut Internasional
Menurut laporan yang beredar, kapal Madleen dicegat oleh pasukan laut Israel saat masih berada di perairan internasional.
Tidak ada peringatan serius sebelumnya. Bahkan, menurut Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, ia sempat melakukan komunikasi langsung dengan nakhoda kapal sebelum kontak terputus.
“Sang nakhoda meminta saya merekam. Koneksi saya dengan nakhoda terputus saat ia memberitahu saya bahwa ada kapal lain yang mendekat,” ungkap Francesca.
Ia bahkan sempat mendengar suara tentara Israel di tengah panggilan, sesaat sebelum sambungan benar-benar hilang.
Dikepung, Diinterogasi, Lalu Dibawa Paksa
Live streaming dari kapal Madleen sempat memperlihatkan bagaimana kapal tersebut dikepung oleh kapal-kapal perang Israel. Tentara laut Israel kemudian naik ke atas kapal dan memerintahkan seluruh relawan untuk mengangkat tangan.
Menurut otoritas Israel, mereka berdalih bahwa Madleen telah mendekati “zona terlarang” sehingga mereka mengalihkan jalur kapal secara paksa.
Namun, pihak FFC menyebut bahwa tindakan itu adalah penculikan terhadap misi damai, terlebih lagi karena dilakukan tanpa prosedur internasional yang jelas.
Misi Damai
Kapal Madleen sebenarnya hanya kapal layar sepanjang 18 meter yang membawa misi kemanusiaan, bukan senjata atau propaganda. Kapal ini bertolak dari Pelabuhan San Giovanni Li Cuti di Catania, Pulau Sisilia, Italia Selatan, pada 1 Juni 2025.
Di atas kapal terdapat 12 orang 11 relawan internasional dan seorang jurnalis. Mereka menjalankan misi damai, dengan tidak membawa perlengkapan ofensif. Bahkan sebelum insiden, mereka sudah menyatakan tidak akan melakukan perlawanan apa pun jika terjadi konfrontasi.
Muatan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza
Kapal Madleen membawa bantuan kemanusiaan penting seperti susu formula bayi, tepung, beras, popok, perangkat pemurni air, pasokan obat-obatan, serta alat bantu medis seperti kruk dan prostetik untuk anak-anak Gaza yang terdampak konflik.
Misi ini bukan hanya soal logistik, tapi juga bentuk solidaritas global terhadap kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza. Namun sayangnya, aksi damai ini justru dibalas dengan penyerangan yang melanggar norma-norma kemanusiaan internasional.
(Hafidah Rismayanti/Budis)