JAKARTA,TM.ID: Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang semua Pj Wali Kota dan Gubernur untuk datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta.
Agenda itu dilaksanakan, Senin (30/10/2023) dalam rangka memberikan arahan soal isu global saat ini. Di dalam pidatonya itu, Presiden Jokowi secara tegas mengatakan kalau dunia sekarang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
“Dunia sekarang ini tidak sedang baik-baik saja. Saya sering mengatakan dunia semakin tidak jelas,” begitu kata Presiden Jokowi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (30/10/2023).
Presiden Jokowi turut mengungkapkan soal ketidakpastian di ekonomi global dan kesulitan sulit untuk memprediksi arahnya. Dia juga mencontohkan saat Amerika Serikat (AS) memberikan kenaikan suku bunga dan berdampak secara global.
BACA JUGA: Tiga Bakal Calon Presiden-Wapres Dinyatakan Lulus Tes Kesehatan
“Kenaikan suku bungan di Amerika (AS) misalnya kelihatan yang menaikan Amerika, tetapi semua negara berkembang kena semuanya karena terjadi capital outflow karena dollar ditarik kembali ke Amerika,” begitu kata dia.
Lalu Presiden Jokowi menekankan soal dampak dari perubahan iklim, yang menurutnya dulu disepelekan oleh negara-negara di dunia. Bahkan kata dia dampak perubahan iklim turut dirasakan beberapa wilayah Indonesia.
Bukan itu saja, Presiden Jokowi mengatakan perubahan iklim turut berdampak di sektor pangan, khususnya beras.
“Dulu perubahan iklim ‘ah apa, barangnya nggak kelihatan’. Sekarang kelihatan, kekeringan di tujuh provinsi dan beberapa negara dan akhirnya menurunkan produksi beras kita. Kita mau tutup dari impor, sekarang tidak semudah dulu mencari beras impor. 22 negara sudah stop dan mengurangi ekspornya karena mereka juga ingin menyelamatkan rakyatnya,” beber Kepala Negara.
Dia juga menambahkan, soal dampak dari dua perang besar yang terjadi sekarang antara Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel. Perang itu menurutnya memberikan dampak terhadap Indonesia.
Dia mengungkapkan saat bertemu bersama Presiden Ukraina, Volodmyr Zelensky dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, sudah diputuskan keduanya untuk stop ekspor dengan berat total 207 juta ton gandum.
“Artinya dua negara saja 207 juta ton pangan berhenti di sana. Akhirnya apa? harga gandum naik dan akhirnya banyak negara tidak bisa menjangkau harganya, kelaparan dan kurang makan termasuk di Eropa, hati-hati,” ucap Presiden Jokowi.
Dampak yang ditimbulkan oleh perang Palestina dan Israel, Jokowi memberikan sorotan yang diprediksi akan meluas ke negara lain di Timur Tengah. Termasuk berefek kepada harga minyak dunia.
“Tapi alhamdulillah kenaikan Bren tidak terlalu tinggi karena eskalasinya tidak terlalu luas,” begitu katanya.
BACA JUGA: Selain Menteri Pertanian Jokowi Juga Akan Lantik Duta Besar RI untuk Argentina
Hanya saja Presiden Jokowi mewanti-wanti kalau adanya kenaikan harga BBM sewaktu-waktu ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan, buntut dari Palestina-Israel.
“Inflasi akan naik. Inflasi naik berarti harga barang dan juga jasa pasti akan naik, larinya ke situ,” tuturnya.
Presiden menekankan kalau semua Pj Wali Kota dan Gubernur agar paham dengan situasi yang terjadi sekarang.