PEKANBARU,TM.ID: Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD tengah menuai sorotan reaksi ibu-ibu, usai menyebut membiarkan seorang ibu melahirkan anak tak berakhlak adalah dosa besar.
Ia menjelaskan, ucapan yang dimaksud oleh dirinya bukan ditanggung oleh sang ibu, melainkan ditanggung oleh siapa pun yang ikut bertanggung jawab.
“Saya bilang ya dosa kita kalau membiarkan ibu itu melahirkan anak tak berakhlak, kita yang dosa, bukan ibunya yang dosa,” jelas Mahfud di Pekanbaru, Riau.
BACA JUGA: Viral! Beras Bulog Tertempel Stiker Prabowo Gibran, Cak Imin: Miskin etika!
Mahfud mengatakan, seorang anak bisa tak memiliki ahlak, lantaran tergantung pada didikan seorang ibu. Misalnya, hal itu dipicu karena kesibukan, waktu bekerja.
Ia mengklaim bersama Ganjar Pranowo, akan memperhatikan dan memberikan perlindungan terhadap mengenai ketenegakerjaan sehingga lebih mampu mendidik anak.
Menurut Mahfud, Ibu-ibu harus memiliki pekerjaan yang layak. Sehingga, ia menajanjikan terhadap para perempuan, terutama ibu-ibu mengenai perlindungan pekerjaan.
“Kalau ibunya sibuk cari kerja serabutan, enggak jelas, upahnya enggak jelas, itu enggak mungkin mendidik anaknya dengan baik. Kan, itu konteksnya,” kata Mahfud.
Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD menuai sorotan di media sosial, buntut ucapannya yang menyebut, dosa besar bagi ibu-ibu atau emak-emak yang melahirkan anak tidak berakhlak.
Pernyataan tersebut, lantas menyinggung para hati seorang ibu di media sosial X. Reaksi seorang emak-emak terunggah dalam akun X @info_beragam, yang mengatakan, Tuhan tidak bisa mengatur ahlak seorang anak yang akan lahir ke dunia.
“Tolong disadari (Mahfud MD), kita bukan tuhan yang boleh menghakimi ibu yang menghadapi ketidaknyamanan saat mengandung dengan keberanian,” tulis keterangannya.
Video tersebut diawali dengan pernyataan Mahfud MD, soal ibu yang melahirkan anak-anak tak berahlak adalah dosa besar. Sontak, pernyataannya menuai reaksi ibu-ibu yang menilai Mahfud tak memiliki etika.
“Wah Prof ternyata ngambeknya lama juga ya. Saya tak menyangka, kalau buntut mengatasi greenflation akan menjadi sepanjang ini. Maka saya pernah menyampaikan Prof, bahwa etika itu akan menjadi omong kosong saja. Hanya sebuah kata-kata yang dibicarakan,” ucapnya.
(Saepul/Usk)