BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kebijakan pengiriman remaja bermasalah ke barak militer kembali menuai sorotan. Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Novi Poespita Candra, menyampaikan kritik tajam terhadap pendekatan militeristik dalam pendidikan karakter anak-anak muda yang dinilai bermasalah.
Menurutnya, ada potensi trauma yang mengintai ketika remaja ditempatkan di lingkungan barak.
“Program militer bagi anak-anak bermasalah dapat menyebabkan trauma karena culture shock atau gegar budaya,” ujar Novi mengutip dari NU Online, Sabtu (3/5/2025).
Berikut ini dampak positif dan negatif yang diterima anak saat mengikuti barak militer.
Dampak Negatif Mengikuti Barak Militer
1. Potensi Trauma Akibat Culture Shock
Mengirim remaja bermasalah ke barak militer bisa menimbulkan trauma karena gegar budaya yang ekstrem.
2. Efektivitas Kedisiplinan Dipertanyakan
Kedisiplinan berbasis reward dan punishment dikhawatirkan tidak bertahan lama di kehidupan nyata tanpa otoritas.
3. Behavioristik vs Humanistik
“Maka perilakunya tergantung pada otoritas. Jika otoritasnya tidak ada, maka perilakunya akan hilang. Padahal dalam pendekatan humanistik, kedisiplinan, tanggung jawab harusnya dibangun dengan kesadaran diri. Kesadaran diri itu dibentuk dengan refleksi dan dialog,” ujar Novi.
4. Bukan Solusi Akar Masalah
Novi menyebut pendekatan militer hanya mengelola gejala, bukan akar permasalahan. Dialog dan kegiatan sosial diperlukan untuk menumbuhkan empati.
5. Kritik terhadap Sistem Pendidikan Saat Ini
Sekolah dan rumah saat ini lebih banyak menggunakan pendekatan instruktif ketimbang dialog. Akibatnya, masalah remaja tak tertangani dengan tuntas.
6. Risiko Luka Sosial dan Sederhananya Pendekatan
“Tapi sayang lagi-lagi permasalahan mereka diselesaikan dengan cara sederhana: hanya pendekatan behavioristik yaitu militerisme,” ungkapnya.
7. Pentingnya Pengembangan Emosi dan Sosial
Menurut Daniel Goleman, anak bermasalah perlu pendidikan yang mengembangkan kesadaran diri, empati, dan pengambilan keputusan yang sehat.
Baca Juga:
KPAI: Siswa Diancam Tak Naik Kelas Jika Tolak Ikut Barak Militer
Dampak Positif Menurut Novi dan Aufa Abdillah Hanif
1. Ada Potensi Perubahan Positif
Novi mengakui program ini bisa menumbuhkan disiplin dan tanggung jawab, khususnya karena anak-anak dari lingkungan bermasalah.
2. Struktur dan Rutinitas
Berada di tempat baru dengan pola aturan jelas membantu anak menata diri dan merasa aman.
3. Program Sesuai Usia Bisa Berdampak Positif
Bila dirancang sesuai perkembangan usia, program militer bisa jadi sarana perubahan perilaku.
4. Lingkungan Positif
“(Pendidikan barak bisa untuk) menghindari lingkungan sosial (anak remaja) yang merusak. Untuk beberapa anak, lingkungan asalnya sangat berpengaruh buruk (narkoba, kekerasan dan geng),” ujar Aufa.
5. Pengembangan Kontrol Diri dan Tanggung Jawab
Barak militer bisa membantu anak membentuk kontrol diri yang sehat jika pendekatannya humanistik dan terapeutik.
6. Perlu Pendampingan Psikologis yang Serius
Pendidikan barak harus tanpa kekerasan, dengan pendampingan psikologis dan fokus pada pengembangan karakter jangka panjang.
(Hafidah Rismayanti/Budis)