Kibarkan Merah Putih di Puncak Aconcagua Perempuan Indonesia Ini Berusia 17 Tahun

Perempuan Indonesia Kibarkan Merah Putih di Puncak Aconcagua
Khansa Syahlah, pendaki remaja putri Indonesia berusia 17 tahun, berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak Aconcagua, Argentina pada 5 Februari 2024. (Dok. Pribadi Khansa/RRI)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Pendaki putri Indonesia sukses mengibarkan bendera merah putih di Puncak Aconcagua, Argentina. Adalah Khansa Syahlaa yang baru berusia 17 tahun, siswi kelas 12 Labschool Jakarta, berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak Aconcagua, Argentina, pada 5 Februari 2024. ​

Gunung Aconcagua yang memiliki ketinggian 6.962 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan gunung tertinggi di benua Amerika Selatan. Pendakian tersebut merupakan bagian dari program “World Seven Summits” Khansa, yang bertujuan mengibarkan bendera merah putih di tujuh puncak tertinggi dunia.

“Kami sudah bersiap attack summit sebetulnya tanggal 4 Februari, tapi ternyata kecepatan angin tinggi banget dan hujan es terjadi di puncak menurut forecast. Akhirnya, kami putuskan untuk menunda summit tanggal 5 Februari, karena meski puncak adalah tujuan tapi keselamatan tetap mesti diprioritaskan,” kata Khansa dseperti teropongmedia kutip melalui Pro 3 RRI, Rabu (7/2/2024),

BACA JUGA: Dehidrasi di Gunung, Begini Cara Mengatasinya

Ekspedisi Memakan Waktu 15 Hari

Ekspedisi Aconcagua sendiri memakan waktu 15 hari dan penuh dengan tantangan. Cuaca buruk di puncak sempat memaksa anak kedua dari tiga bersaudara ini untuk menunda summit dari tanggal 4 Februari ke 5 Februari 2024. Pada hari ke-12, Khansa yang ditemani ayahnya Aulia Ibnu (50 tahun), memulai pendakian puncak pada pukul 05.45 pagi dengan suhu minus 10 derajat celsius.

Medan yang Dilalui

Medan tanjakan yang berbatu dan berpasir disertai hempasan angin dingin menjadi rintangan yang harus dilewati. Tepat pada 5 Februari 2024 pukul 14.05 waktu setempat, mereka berhasil mencapai puncak. “Alhamdulillah berhasil, terharu banget. Karena pendakian ini betul- betul memakan waktu persiapan dan perjuangan baik fisik dan mental yang luar biasa,” ucap Khansa.

Khansa dan tim bahkan hanya memiliki waktu 10 menit untuk berfoto di puncak, karena cuaca buruk yang diperkirakan akan terjadi. Ternyata perhitungan tim mereka tepat, sekitar 30 menit setelah turun dari puncak, cuaca cerah pun berganti. Langit menjadi mendung gelap dan hujan es turun terus-menerus.

Saat itu, mereka harus turun melalui jalur terjal berbatu, berpasir dengan jarak pandang hanya 10 meter. Cuaca dingin yang menusuk tulang membuat ujung jari-jari tangan mereka hampir tidak dapat dirasakan lagi.

Dengan terus berdzikir dan tekad yang kuat, mereka berjalan tanpa henti selama empat jam, dan akhirnya tiba kembali ke Camp III Colera di ketinggian 6.000 mdpl. “Pendakian Aconcagua ini penuh dengan tantangan, namun berkat doa dan support dari semua pihak, saya berhasil mencapai puncak dan mengibarkan bendera merah putih di sana,” ujar Khansa.

Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pendakian tersebut. Termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kemenparekraf, Labschool Jakarta, Eiger Adventure, serta semua pihak sponsor dan teman-temannya yang selalu memberikan dukungan.

Didampingi sang Ayah

Sementara itu, Ayah Khansa, Aulia yang selalu mendampingi Khansa dalam ekpedisi Seven Summits ini menambahkan, pendakian Aconcagua ini adalah salah satu pendakian terberat yang pernah ia jalani.

“Medannya ini kalau mau dibilang berat, ya masuk berat banget. Karena dingin sekali, minus 10 derajat. Jaket berapa lapis juga tetap tembus, ditambah lagi diguyur hujan es nonstop. Kita juga harus patuh dan displin dengan guide dan tidak salah perhitungan atau mementingkan ego karena ini menyangkut nyawa. Tapi Alhamdulillah, kami sampai di puncak dan bisa turun dengan selamat,” ujarnya.

Cerro Aconcagua menjadi puncak keempat dari tujuh puncak tertinggi dunia versi pendaki internasional kawakan Reinhold Messner yang telah berhasil dicapai Khansa dan ayahnya. Sebelumnya, Khansa juga sukses mendaki Gunung Elbrus di Rusia, Kilimanjaro di Afrika, dan Puncak Carstenz di Papua.

 

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Polda Jabar Soal Saksi Ahli Disebut Tak Independen
Tanggapan Polda Jabar Soal Saksi Ahli Disebut Tak Independen
Saksi Ahli Pidana dari Polda Jabar Tak Independen
Kuasa Hukum Pegi Sebut Saksi Ahli Pidana dari Polda Jabar Tak Independen
Calon Fokus pada Program Konkret Dibanding Kedekatan Kesukuan
Pengamat Politik Papua: Calon Fokus pada Program Konkret Dibanding Kedekatan Kesukuan
produksi gabah kering indramayu
Sekda Jabar Minta Produksi Gabah Kering Giling Indramayu Ditingkatkan
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin ASN Kota Bogor
Serap Informasi ASN Kota Bogor, Bey Machmudin: Sinergi Kunci Pencapaian Pembangunan Makro Jabar
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
pdns dirjen aptika kominfo
Masalah PDNS Belum Tuntas, Dirjen Aptika Kominfo Mundur
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One dan Diskon Hingga 50%
pabrik narkoba terbesar di indonesia
Polisi Ungkap Pabrik Narkoba Terbesar Indonesia di Malang, Modusnya EO
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan di ASEAN, Kerugian Capai Rp551 Triliun!